FOKUSSATU.ID - Arteria Dahlan kembali dikritik gegara mempermasalahkan Bahasa Sunda yang digunakan salah seorang Kejati saat ratas dengan DPR RI. Apalagi, anggota Komisi III F-PDIP DPR RI itu, sampai meminta Jaksa Agung, memecat kejati tersebut.
Kritikan terhadap sikap Arteria, sebelumnya juga sudah disampaikan Anggota Komisi I F-PDIP DPR RI TB Hasanuddin, dan Tokoh Budaya Tatar Sunda Jawa Barat, Irjen Pol (Purn) Dr. Anton Charliyan.
Kali ini, kritik terhadap sikap Artelia tersebut disampaikan oleh Duta Sawala Barisan Olot Masyarakat Adat Jawa Barat, Eka Santosa.
"Kalau menurut, saya. (Apa yang dikatakan Arteria). Hal yang tidak patut diucapkan, sangat disayangkan, dari sisi substansi pun tidak ada relevansinya (seorang mitra kerja DPR). Itu, bukan pelanggaran etika, penggunaan bahasa. Kan bahasa nasional itu, berasal dari bahasa daerah. Mungkin kalau pakai bahasa asing, itu tidak ada masalah, kan ngaco," bebernya.
Baca Juga: RUU IKN Disahkan Jadi UU Tanpa Dukungan PKS
Eka Santosa dalam penjelasannya saat dihubungi mengatakan, permintaan Arteria kepada Jaksa Agung, sekaligus menandakan ketidak-patutan dia, sebagai wakil rakyat.
"Kalau persoalan itu saja dipermasalahkan, itu menunjukkan arogansinya. Lepas dari itu, ini juga sangat mengganggu, memberikan sebuah dampak psikologis kepada masyarakat, khususnya orang sunda. Kok, ada reaksi yang begitu, ketika orang ngomong sunda. Mungkin, kalau pakai bahasa orang lain, atau suku lain, tidak akan bereaksi seperti itu, ini apa maksudnya," ungkapnya.
Bila sikap kader PDI Perjuangan seperti itu, ini bisa berdampak buruk bagi partai, kader partai jadi semakin jauh dari masyarakat, terutama dengan suku sunda.
Padahal, tambah Eka, kalau benar Arteria, kader banteng seharusnya dia paham hubungan historis sunda dengan Soekarno. Yang melahirkan sebuah pemikiran besar tentang Marhaenisme. "Ku Hantar Kau ke Gerbang Kemerdekaan...."
Baca Juga: Megathrust Mampu Menimbulkan Gempa Hingga 8.7 Magnitudo
"Perjalanan sejarah Soekarno di Tatar Sunda, menemukan teori perjuangan saat bersekolah ikut menggagas ide-idenya ketika dia jadi presiden. Melakukan Konferensi Asia Afrika pun di Bandung. Nah ini (kalau sikap Arteria begitu), ini kader apa, gitu," tanyanya.
"Terus terang saja, sebagai mantan anggota dewan dari PDI Perjuangan, saya mempertanyakan. Ini (Arteria) kader apa, kok di kandang Banteng, ada manusia, kayak begini," umpatnya.
"Saya mantan ketua dewan, pernah jadi pimpinan Komisi II, pernah jadi kader utama, lah di Jawa Barat. Menyayangkan, ada kader semacam ini. Ini kader, dari mana. Sangat tidak begitu, orang-orang Soekarno, yang memandang tentang kesundaan, yang menemukan nilai perjuangannya di tatar sunda," tambahnya.
Saran Eka, Megawati memberikan tindakan tegas kepada kader seperti Arteria, karena kalau dibiarkan akan semakin menjauhkan kesoekarnoaan atau ke PDIPan dengan masyarakat sunda. "Ya, memberikan tindakan tegaslah, kan merusak tatanan kebangsaan," katanya.
Artikel Terkait
Pernyataan Arteria Tidak Sesuai dengan Garak Nafas Kebijakan PDIP yang Senantiasa Mengedepankan Budaya
Simak Pernyataan Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Sikapi Arteria Dahlan Lewat Video Berdurasi 2 Menit 10 detik
Minta Kajati Jabar Diganti, Ini Kritikan Budayawan Sunda Budi Dalton Terhadap Arteria Dahlan
Gubernur Jabar Angkat Bicara, Pernyataan Arteria Dahlan Dinilai Singgung Perasaan Masyarakat Sunda