FOKUSSATU.ID - Kenaikan harga cabai di Pasar Induk Sayur dan Buah Kramatjati Jakarta, dipengaruhi beberapa faktor. Dugaan itu diutarakan para pedagang saat ditemui wartawan.
Wati, pedagang mengakui harga beberapa komoditas pertanian naik tinggi di akhir Februari 2022. Untuk harga cabai rawit merah, kenaikannya diperkirakan karena hasil panen yang menurun.
"Ya mungkin keadaan saat ini, di sana panennya agak kurang," ujarnya, Senin 28 Februari 2022.
Selain itu, tambah Wati, faktor distribusi juga menjadi kendala. Menurutnya beberapa aturan justru membuat pasokan cabai tersendat.
Wati berharap pemerintah tidak memberlakukan aturan yang dinilai memperlambat jalur distribusi komoditas pangan.
"Rakyat kecil jadi bingung. Ntar tiba-tiba mobilnya gak boleh datang ke Jakarta, truk-truk (juga). Jadi barang tidak ada. Trus ini, gara gara lockdown-lockdown. Mbok jangan dilockdown, biar rakyat kecil bisa makan, nyekolahin anak. Jangan di lockdown Pak Presiden," ujarnya.
Lebih lanjut pedagang juga mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun. Dia menambahkan meski pasokan tersedia namun jumlahnya disebut berkurang.
"Ya Allah kadang juga dua jam sekali baru laku dua kilo coba. Besok buat setor. Kalau nggak ada duit bagaimana? Barang ada. Cuma nggak seperti dulu. Makanya naik itu misal yang tadinya ada 20 dus , berebut barang kan lari ke sana sini, akhirnya dapat cuma lima dus, tujuh dus," imbuhnya.
Harga komoditas cabai Pasar Induk Kramatjati mulai menggigit. Dari hasil pantauan harga berbagai jenis cabai di akhir Februari merangkak naik dibandingkan pada pertengahan bulan.
Cabai rawit merah mengalami kenaikan hampir 50 persen. Dari harga Rp38.000 per kilogram, kini mencapai sekitar Rp60.000 per kilogram.
Baca Juga: Sebelum Jadi Syarat Layanan Publik Ketua DPR Minta BPJS Diperbaiki
Begitu juga dengan harga cabe merah keriting. Dari harga Rp18.000 per Kg, kini menyentuh harga Rp35.000 setiap kilogramnya. Lalu harga cabai hijau besar naik dua kali lipat dari Rp10.000 perkilogram menjadi Rp20.000 per kilogram.*** 014