FOKUSSATU.ID, BANDUNG - Jawa Barat khususnya Kota Bandung merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana cukup tinggi. Kondisi dipengaruhi oleh kondisi geologi yang rawan akan bencana.
Salah satu potensi bencana yang mengintai yakni adanya Sesar Lembang. Sesar aktif ini sewaktu-waktu berpotensi menimbulkan gempa yang cukup merusak dan menelan korban jiwa.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika atau BMKG Kota Bandung, Virga Librian mengatakan literasi kebencanaan masyarakat harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara berkelanjutan guna meminimalkan risiko bencana sepeti gempa bumi.
Selain itu, diharapkan seluruh pihak melaksanakan kesiapansiagaan dengan melakukan mitigasi bencana struktural dan non struktural.
Baca Juga: PPDB Jabar 2024! Bey Machmudin : Tidak Ada Titip-titipan
"Mitigasi struktural di antaranya membangun bangunan tahan gempa, terutama bangunan vital sekolah, rumah sakit yang mampu menahan guncangan gempa," kata Virga pada Bandung Menjawab di Balai Kota, Rabu 8 Mei 2024.
Selain itu, lanjut Virga, penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur-jalur evakuasi, menjadi salah satu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Tak hanya itu, upaya mitigasi non struktural, salah satunya melakukan diskusi literasi kebencanaan untuk mengantisipasi potensi risiko dan langkah antisipasinya.
"Pemerintah juga mengeluarkan Perda atau peraturan terkait tata ruang wilayah perlu diatur agar pada saat kejadian bencana lebih tertata dengan baik," ungkapnya.
Baca Juga: PPDB Jabar 2024, Disdik Jabar Sediakan Kuota Khusus bagi Kecamatan yang Tidak Memiliki Sekolah
Dari hasil riset, kata Virga, potensi sesar Lembang magnitudo 6,5-7 dan merupakan gempa besar berdasarkan beberapa parameter. Berdasarkan potensi tersebut, BMKG sudah membuat peta skenario guncangan, hasilnya wilayah bandung raya berdampak 5-8 MMI.
"Berdasarkan skenario hampir seluruh Jawa Barat, Banten dan Jakarta akan terdampak (sesar Lembang). Bandung Raya terdampak 5-8 MMI seperti KBB, Kota Bandung, Subang, Purwakarta yang terdampak signifikan dan merusak," ujarnya.
Saat ini, BMKG telah memiliki alat seismometer dan seismograf sebanyak 31 sensor di seluruh Jawa Barat.
"Khusus untuk memantau aktivitas sesar lembang sendiri saat ini kita menambah 6 sensor lokal," katanya.