Ini Penyebab Gempa di Garut Menurut BMKG

photo author
- Minggu, 28 April 2024 | 12:21 WIB
Gempa terjadi di Kabupaten Garut (Ist)
Gempa terjadi di Kabupaten Garut (Ist)

FOKUSSATU.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa Gempa magnitudo (M) 6,2 yang terjadi di Garut disebabkan karena adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.

Gempa yang terjadi itu bahkan sempat dirasakan getarannya oleh masyarakat di wilayah Jabodetabek hingga Bandung.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake)," ujar Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/4/2024).

Baca Juga: Sendang Geulis Kahuripan, Surga Tersembunyi di Pedalaman Kabupaten Bandung Barat, Butuh Perjuangan Menuju Lokasi

Menurutnya, pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km dengan kordinat 8,39 derajat LS dan 107,11 derajat BT
pada pukul 23.29 WIB.

Namun demikian, Daryono mengatakan bahwa gempa ini tak berpotensi memicu gelombang tsunami.

Gempa ini dirasakan berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI. Selain itu getaran gempa juga dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto.

Skala intensitas III MMI dirasakan di daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang.

Untuk diketahui MMI IV yakni gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi. MMI III yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Baca Juga: Pemkot Bandung Imbau Masyarakat Laporkan Jika Ada Pelanggaran Terkait Parkir

"Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," tuturnya dikutip detiknews.

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak akibat gempa.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fazar Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X