Perhutani Akan Tutup Wisata Safari Hutan dan Event Off Road di Kawasan Lembang

- Rabu, 15 Maret 2023 | 22:46 WIB
Wisata Safari Hutan dengan mengendarai jeep land rover di Lembang  (Foto tangkapan IG @sundasky)
Wisata Safari Hutan dengan mengendarai jeep land rover di Lembang (Foto tangkapan IG @sundasky)

FOKUSSATU.ID, BANDUNG - Pasca adanya dampak kerusakan lingkungan di lahan hutan Ciwidey, tepatnya di Ranca Upas, pada awal maret 2023 lalu, berdampak kepada penutupan jalur wisata Safari hutan dan jalur event off road di kawasan Hutan Lembang, dibawah naungan Perhutani.

Wisata Safari hutan sendiri, menjadi primadona wisata hutan di kawasan Lembang, dengan menyusuri hutan di sekitar Lembang.

Menurut Dadi Haryadi, Ketua Komunitas Safari Hutan menjelaskan bahwa penutupan ini berdampak kepada wisata hutan di Lembang yang sudah dijadwalkan.

Baca Juga: Longsor di Kota Bogor, 2 Warga Meninggal, 4 Orang Masih Tertimbun

"Jadi pasca viralnya event off road di Ciwidey itu, kami kena dampak secara ekonomi, karena ada penutupan sesuai keputusan dari Perhutani, " jelasnya, Rabu (15/3/2023).

Diakui Dadi, kontrak kerja dengan beberapa perusahaan atau EO yang menyelenggarakan gathering harus di schedule ulang.

"Ya kami tidak bisa memaksa, karena ada peraturan dari Perhutani. Hanya saja kami meminta kepada seluruh operator jeep land rover di Lembang untuk beraktiftas hingga tanggal 21 maret 2023 mendatang, " jelasnya.

Setelah tanggal 21 maret 2023, dirinya selalu ketua komunitas Safari hutan akan menyerahkan ke pihak Perhutani.

"Saya serahkan setelah tanggal itu ke Perhutani bagaimana kelanjutan penutupan wisata Safari hutan," paparnya.

Baca Juga: Pulihkan Ranca Upas, Perhutani Bersama Pegiat Lingkungan dan Pariwisata Tanam Ribuan Bibit Pohon

Untuk dampak Ekonomi, Dadi menjelaskan bahwa ada sekitar puluhan warung di dalam hutan  Lembang yang kena dampak penutupan ini.

"Untuk mobil sekitar 50 land rover ini dipastikan akan berhenti, dan hari ini sampai 21 maret nanti masih kita layani. Untuk pedagang di dalam kawasan hutan, ini sangat ironis karena bergantung sehari hari kepada penjualan di warung dalam hutan, " jelasnya.

Jika ditelaah kaitan dengan dampak lingkungan ke penutupan Safari hutan, Dadi menilai jika jalur Safari hutan itu tidak membuka jalur baru di hutan.

"Bisa dilihat di peta, kita menggunakan jalur resmi di kawasan dalam hutan dan ada di peta sejak jaman Belanda," tegas Dadi.

Halaman:

Editor: Kusnadi Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X