Menanggapi pernyataan Wali Kota Bandung Farhan yang menyebut insiden pembagian bir tidak menimbulkan dampak besar, Rafani menilai sudut pandang tersebut terlalu teknis dan mengabaikan dimensi keagamaan yang lebih mendalam.
"Iya mungkin dampak langsung sih tidak ada. Tapi kalau sampai ada pembagian bir segala macam itu, ya menurut saya dampaknya sangat prinsipil. Orang awam nanti bisa menganggap bir itu sebagai minuman biasa. Padahal dari sisi kesadaran keagamaan, ini merusak," ujarnya.
Ia pun mengingatkan agar penyelenggara dan pemerintah tidak memandang remeh isu semacam ini. "Pola pikir keagamaan masyarakat sekarang ini sudah pabaliut, sudah kusut, sudah campur-campur. Makanan dicampur-campur, minuman dicampur-campur, pandangan keagamaan juga campur-campur. Hari ini mau dibawa ke mana?," tutup Rafani.***
Artikel Terkait
Eril Belum Ditemukan di Sungai Aare, Ridwan Kamil dan Atalia Ihklas, MUI Jabar Ajak Masyarakat Sholat Ghaib
Silaturahmi Politik Prabowo dan Jokowi : Antara Simbol Rekonsiliasi dan Bayang-Bayang Kekecewaan
Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Perhutani Bersama Stakeholder Gelar Rakor Penanaman Jagung
Direktur Jamparing Pertanyakan Pasca Pelantikan dan Sumpah Jabatan ASN Kabupaten Bandung di Kawasan Hulu Citarum
Kejari dan Pemkot Bandung Berkolaborasi Bakal Catat Rekor Bagikan 52.010 KIA