FOKUSSATU.ID, CISARUA - Komitmen nyata Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung dalam membangun masyarakat melalui pendidikan, pengabdian, dan pelestarian budaya kembali diwujudkan lewat program pendampingan intensif di Desa Wisata Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Melalui kolaborasi strategis antara kampus dan desa, puluhan anak-anak Generasi Alfa dan Gen Z kini tengah giat belajar seni pedalangan langsung dari Maestro Seni Wayang Ajen, Ki Dalang Wawan Ajen dibantu Wildan Wiramadan, dalam pelatihan rutin di Kantor Desa Kertawangi.
Mereka belajar dari nol dengan metode khusus dan kurikulum sederhana yang mudah dipahami. Bahkan, dari peserta didik yang mayoritas laki-laki, muncul seorang anak perempuan bernama Neng Deci yang antusias menjadi dalang potensi yang sangat membanggakan dan inspiratif.
“Antusiasme anak-anak luar biasa. Mereka tidak hanya belajar teknik dalang, tetapi juga menyerap nilai budaya, karakter, dan budi pekerti luhur. Ini bukan hanya pelatihan seni, tapi proses membentuk generasi berbudaya dan beretika,” ujar R. Wisnu Rahtomo, S.Sos., MM, dosen pendamping dari Poltekpar.
Kampus Berdampak, Budaya Terangkat
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta menjadi wujud nyata pelaksanaan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Poltekpar NHI Bandung mendorong integrasi pendidikan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat melalui pilot project Desa Edu Wisata Agro Budaya Kertawangi.
Baca Juga: Jelang HUT Kota Cimahi, Pengurus Yayasan Bhineka Cipta Gumilang Datangi Wali Kota Cimahi
Dipimpin langsung oleh Direktur Poltekpar NHI Bandung, Dr. Anwari Masatip, MM.Par., CEE, tim dosen lintas bidang seperti R. Wisnu Rahtomo, S.Sos., MM. Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE, Dr. Haryadi Darmawan, A.Par., MM., CPM, Dr. Sumaryadi, SE., MM, dan Dr. Wawan Gunawan, S.Sn., MM.
Mereka menggiring para Mahasiwa dan Mahasiswi dari lintas jurusan untuk saling bahu-membahu menghadirkan program pendampingan terpadu yang menggabungkan inovasi, adaptasi, kolaborasi dan implementasi di lapangan.
“Ini bukan hanya program kampus, tetapi gerakan nyata untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkualitas, terintegrasi, dan berkelanjutan. Mahasiswa langsung praktik di lapangan, masyarakat menerima manfaatnya,” kata Dr. Anwari Masatip.
Baca Juga: Dibalik Kasus Tambang
Potensi Wisata Kertawangi: Alam, Budaya, dan Buatan
Artikel Terkait
Pantau Penyembelihan Hewan Kurban Selama Hari Tasyrik
Pengusaha Muda dan Musisi Boni Anggara Resmi Calonkan Diri Jadi Ketua Kadin Kabupaten Bandung
Dibalik Kasus Tambang
Jelang HUT Kota Cimahi, Pengurus Yayasan Bhineka Cipta Gumilang Datangi Wali Kota Cimahi
Timnas Indonesia Bakal Lawan Jepang, Erick Thohir Ungkap Pesan dari Prabowo: Jangan Minder, Kita Bangsa Besar