FOKUSSATU.ID - Dilaporkan Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi ke Bareskrim Polri, Roy Suryo malah ketawa, dan bilang organisasi tersebut tersebut nggak konsisten. Maksudnya!
Sekjen Pasbata Jokowi Sri Kunto Budiyanto melaporkan Roy Suryo ke Bareskrim Polri karena menyebut akun Fufufafa 99 persen milik wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Jumat 27 September 2024.
Dihubungi terpisah, terkait laporan organisasi tersebut, pakar telematika Roy Suryo mengaku tidak ambil pusing prihal aduan itu.Sabtu 28 September 2024.
Beberapa saat kemudian video tanggapannya atas laporan organisasi itupun viral di whatsapp. Sabtu 28 September 2024.
Menteri Pemuda dan Olahraga ke-11 masa jabatan Januari 2013 dan Oktober 2014 pun menjelaskan seperti ini.
"Kemarin di Jakarta. Saya mendengar dari teman-teman media. Bahwa ada pelaporan dari sebuah kelompok yang namanya Pasukan Bau Tanah (Pasukan Bawah Tanah). Saya lebih senang menyebutnya pasukan bau tanah."
"Karena, kalau Pasukan Bawah Tanah namanya. Bawah Tanah kok Muncul di Atas Tanah. Udah nggak konsisten ya. Bau Tanah Aja Deh. Karena memang sudah mendekati Bau Tanah, gitu," katanya.
"Mereka melaporkan ke Bareskrim. Katanya saya melakukan penghinaan Lambang Negara, aduh. Ini lagi, ini nggak suka baca buku, nih. Seperti yang dibela. Sejak kecil sukanya baca komik, aja."
"Yang namanya, lembang negara. Menurut Undang Undang Dasar 1945 pasal 36 a. Itu adalah Burung Garuda Pancasila, dengan Bhineka Tunggal Ika di bawahnya. Itu lambang negara, yah."
"Atau sesuai dengan Undang Undang tentang Bendera Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan."
"Kalau yang dimaksud itu. Maunya adalah tokoh, yang disebut-sebut itu adalah, GRR ya. Itupun, belum jadi simbol negara. Belum dilantik, yah."
"Nah, yang kedua. Saya kemudian mencari-cari, ya. Bertanya. Apasih yang dilaporkannya, kalau itu pencemaran nama baik, yah. Apa, namanya baik, yah. Hi Hi. Itupun harus dia yang melaporkan, bukan orang lain. Tukang Lopar Lapor ini. Yang kemudian melaporkan. Jadi harus dilaporkan sendiri, karena itu delik aduan."
"Kalau kemudian, katanya menimbulkan keonaran. Siapa yang bikin onar, yah. Justru kita-kita ini, dengan netizen. Yang mengungkap, rahasia besar, dia dulu kelakuannya. Yang suka hate speech, kemudian suka akses po*no*rafi, menghina wanita, pelecehan. Itu yang seharusnya tidak layak untuk kemudian. Menjadi salah satu pemimpin negeri ini."
"Tapi oke lah, saya kemarin juga ketika di Jakarta. Masih senyum-senyum saja. Liat apasih, yang mau dilaporkan. Karena, sampai dengan keluar dari gedung Bareskrim. Ketika ditanya teman-teman mediapun tidak bisa menunjukkan. Bukti penerimaan, atau laporan pengaduannya itu seperti apa."