FOKUSSATU.ID, JAKARTA - Pasangan capres dan cawapres pada kontestasi Pilpres 2024 telah ditetapkan sebanyak 3 pasang calon, masa kampanye pun telah dimulai.
Secara otomatis, hal ini mendekatkan kita pada hari penentuan pemilihan para kandidat yang kita kehendaki pada 14 Februari 2024 mendatang.
Seperti kita tahu bahwa pemilu merupakan hari dimana kita mempergunakan sepenuhnya hak politik kita dalam memilih para pemimpin negeri ini secara demokratis.
Maka dari itu peran serta masyarakat sangat diperlukan agar terselenggara pemilu damai dan lancar, jangan sampai ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menyebarkan berita-berita hoax demi meraih simpatis atau suara dari masyarakat yang menggunakan cara saling menjatuhkan dengan kebohongan sehingga akhirnya menjadikan suatu konflik dimasyarakat.
Baca Juga: Jumlah Usaha Pertanian di Jabar Tahun 2023 Capai 3,29 Juta, Turun Dibandingkan 10 Tahun Lalu
Perdamaian harus selalu kita jaga, agar pemilu berlangsung dengan lancar tanpa ada kekisruhan apapun. Oleh karena itu memberantas hoaks dan propaganda yang bisa menyesatkan dan membuat panas hati masyarakat, harus terus kita deklarasikan.
Selain masyarakat umum, peran generasi muda sangat penting di era digital saat ini dalam menyuarakan gerakan anti hoax yang nyata di pemilu 2024 ini.
Pasalnya, seperti kita ketahui bahwa penyebaran berita bohong atau hoax ini kerap disebarkan melalui platform digital, yang diantaranya media sosial.
Dimana media sosial merupakan media yang amat dekat dengan keseharian masyarakat kita saat ini khususnya pada generasi muda.
Menanggapi hal tersebut, Syamara Naila Fadhillah yang merupakan mahasiswi semester 7 dari Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi membenarkan bahwa penyebaran hoax sangat dekat dengan generasi muda saat ini, hal itu lantaran dampak dari penggunaan media sosial yang didominasi oleh generasi muda.
Baca Juga: Anies Baswedan Kritik IKN dijawab Ridwan Kamil. Begini Kata Ketua TKD Jabar Prabowo-Gibran
"Hoax adalah hal yang sangat dekat generasi muda saat ini, mengingat tingkat persebaran hoax di media sosial cukup tinggi dan penggunaan media sosial sudah banyak di dominasi oleh generasi muda," tegas Naila Fadhillah atau yang kerap disapa Nay.
Atas dasar hal tersebut, menurutnya peran serta langkah nyata yang harus dilakukan para generasi muda untuk menangkal berita-berita hoax dalam pemilu 2024 saat ini yakni dengan melakukan beberapa poin, yang diantaranya melakukan filtrasi informasi yang bertebaran.
"Peran nyata generasi muda terkhusus mahasiswa dalam menangkal hoax-hoax yang ada pada masa kontestasi pemilu 2024 adalah yang pertama dengan melakukan filtrasi informasi yang tersebar di media sosial, dengan cara meng crosscheck informasi tersebut berasal darimana, awal mula tersebar dan dari siapa, dsb," jelasnya.
Artikel Terkait
Antisipasi Bencana Alam, Perhutani bersama Koramil 0924 Cisarua Lakukan Patroli Gabungan
PT INTI (Persero) Gandeng Produsen Amunisi dan Senjata Dalam Negeri untuk Kemandirian Alutsista
Lengkapi Kebutuhan Alutsista TNI AU, PTDI Kirimkan NC212i Dengan Propeller Baru
Anies Baswedan Kritik IKN dijawab Ridwan Kamil. Begini Kata Ketua TKD Jabar Prabowo-Gibran
Jumlah Usaha Pertanian di Jabar Tahun 2023 Capai 3,29 Juta, Turun Dibandingkan 10 Tahun Lalu