FOKUSSATU.ID- Dosen Universitas Indonesia yang juga pegiat media sosial, Ade Armando babak belur dihajar massa aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI, Senin (11/4/2022).
Siapa Ade Armando?
Lelaki Kelahiran 24 September 1961 adalah pegiat media soal dan mengajar di FISP Universitas Indonesia. Selain itu, pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004–2007), Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI (2001–2003), dan Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi Internews (2001–2002)
Dilansir dari wikipedia, Ade Armando lahir dari keluarga perantau Minangkabau pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang diplomat yang terpaksa harus turun setelah terkena dampak runtuhnya rezim Soekarno.
Jus Gani pernah menjadi atase di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Filipina.
Setelah dipecat dari militer, ia merantau membawa keluarganya ke Malaysia untuk berdagang. Di sana, Ade Armando sempat dipermalukan oleh seorang guru keturunan Cina di depan teman-temannya karena tidak lancar berbahasa Inggris. Hal itu memacunya untuk belajar hingga bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
Pada 1968, keluarganya kembali ke Indonesia dan menetap di Bandung dalam keadaan pailit
Baca Juga: Tolak Jabatan Presiden 3 Periode, Mahasiswa Universitas IBN Khaldun Bogor Gelar Aksi Demo
Pendidikan
Ade Armando mengenyam pendidikan di SD Banjarsari I Bandung (tamat 1973), SMP Negeri 2 (tamat 1976), dan SMAN 2 Bogor (tamat 1980). Ia menderita kerusakan mata rabun jauh dan saat SMP kerusakannya mencapai minus enam. Sesuai saran ayahnya, setamat SMA ia mendaftar kuliah di FISIP UI untuk menjadi diplomat. Namun, karena nilai mata kuliah ilmu pengantar politiknya rendah, ia pindah ke jurusan ilmu komunikasi.
Di kampus, ia aktif dalam pers mahasiswa di Warta UI. Ia mengaku berjualan rempeyek di kampus untuk menutupi uang kuliahnya. Ia belajar menjadi wartawan dari Rosihan Anwar dan Masminar Mangiang . Ia lulus sarjana komunikasi dan meraih gelar doktorandus pada 1988.
Ade meraih gelar master of science dalam population studies dari Universitas Negeri Florida pada 1991 dan meraih gelar doktor pada 2006 dari Universitas Indonesia.
Ade Armando pernah menjadi wartawan majalah Prisma (1988–1989) dan Redaktur Penerbit Buku LP3ES (1991–1993). Pada 1993, Ade menjadi redaktur Repubika, surat kabar Islam, sesuai obsesinya. Karena tekanan politik Orba dan dirasa tidak objektif, ia lantas keluar dari koran itu.
Bosan dengan politik, ia beralih menjadi peneliti dan Manajer Riset Media Tylor Nelson Sofres pada 1998–1999. Ia diajak bergabung oleh Marwah Daud Ibrahim menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center pada 2000–2001 yang dianggapnya independen dan tidak memihak Habibie.***014
Artikel Terkait
Demo 11 April 2022, Berikut Rute Rekayasa Pengalihan Arus Lalin Sekitar Jalan DPR atau MPR RI
Berikut 4 Poin Tuntutan Demo BEM SI
Aksi Demo 11 April Mahasiswa di Garut Ricuh, Peserta Aksi Pada Adu Jotos