FOKUSSATU.ID – Terkait kasus penembakan alm dokter Sunardi oleh Densus 88 POLRI akhir pekan lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sukoharjo menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya dokter Sunardi.
Hal ini disampaikan dalam kaitannya sebagai sesama profesi medis dan IDI sebagai wadah dan naungan para tenaga medis dokter.
“Kami menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga almarhum dr Sunardi. Secara profesi medis, almarhum dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu aktif turun menangani pasien saat ada bencana alam. Selain itu, beliau juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP),” kata Ketua IDI Sukoharjo, dr Arif Budi Satria, SpB.
Dr Arif juga menegaskan bahwa organisasi IDI selalu mengedepankan humanisme dan kode etik yang ada dalam sumpah dokter. Termasuk mengesampingkan SARA.
Baca Juga: Ridwan Kamil Serahkan Air dan Tanah 27 Kabupaten/Kota Dukung IKN Nusantara
“Fokus pertama kami adalah kemanusiaan. Dalam sumpah dokter juga ada poin dimana para dokter diminta berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien,” katanya.
Selain itu, dr Arif juga menekankan bahwa IDI Sukoharjo adalah organisasi yang patuh pada hukum yang merupakan organisasi resmi di bawah naungan NKRI dan Undang-Undang yang berlaku.
“Itu artinya IDI mengedepankan konstitusi dan patuh pada penegakan hukum,” ucapnya.
Selain itu, setiap dokter juga selalu diingatkan akan sumpah yang diucapkan pada saat dilantik menjadi dokter. Dalam kaitannya dengan hal ini, dr Arif menegaskan terutama bahwa keterkaitan IDI dan profesi dokter dengan dugaan terorisme menjadi sebuah kontradiktif. Mengingat, selama ini IDI dan dokter fokus pada kemanusiaan sementara yang ada saat ini berkaitan dengan terorisme.
“Agar tidak terjadi distorsi, kami meminta masyarakat agar tidak menyangkutpautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter. Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi, mungkin itu bisa jadi salah satu bentuk komunikasi. Karena sebagaimana bahwa profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama,” tegasnya.
Selama ini kata dia, pengawasan dan pembinaan terus dilakukan IDI Sukoharjo untuk menghindari kegiatan yang membahayakan orang lain.
Baca Juga: Selain Calonnya, Ini yang Harus Disiapkan Jika akan Nikah
Untuk itu, IDI Sukoharjo menegaskan bahwa peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan IDI sebagai organisasi naungan para dokter. Seperti halnya yang sudah dilakukan IDI saat melakukan pertemuan dengan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy dan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.
Dari hasil pertemuan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan profesi Sunardi sebagai dokter. ***
Artikel Terkait
Investasi 100 Miliar Dollar Hilang SoftBank Mundur Dari Proyek IKN
Adaptasi Nilai-nilai Keindonesiaan BPJPH Tetapkan Label Halal Baru
Dulu Dipuji, Sekarang Sikap Ridwan Kamil Soal Doni Salmanan Seperti Ini
Roy Suryo Cuitkan Ritual Kendi Nusantara Jokowi, di IKN Nusantara
Covid-19 Menyadarkan Masyarakat Akan Perlunya Jaminan Asuransi Kesehatan