Haul Ema Bratakusuma, Tokoh Kasundaan dan Pendiri Kebun Binatang Bandung Diisi dengan Pentas Budaya

photo author
- Kamis, 20 Januari 2022 | 19:58 WIB
Tokoh kesundaan hadir dalam Haul Ema Bratakusuma,  Kamis (20/1/2022)
Tokoh kesundaan hadir dalam Haul Ema Bratakusuma, Kamis (20/1/2022)

 

FOKUSSATU.ID - Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung atau Derenten, demikian orang Bandung mengenalnya kini terus berbenah.

Namun perubahan nama dan manajemen Bandung Zoo tidaklah melupakan jasa Ema Bratakusuma. Untuk mengenangnya, keluarga dan beberapa tokoh masyarakat Jabar hadir dalam Haul Ema Bratakusuma, Kamis (20/1/2022).

Beberapa tokoh yang hadir antara lain Acil Bimbo, Edi Nalapraya, Keluarga mantan gubernur Jabar Solihin GP, hingga Ki Daus.

Baca Juga: Prabowo Serahkan Ranpur Badak, Anoa dan Rantis Komodo TNI

Bertempat di Bandung Zoo, acara Haul Ema Bratakusuma diisi dengan pementasan kesenian Sunda. Seperti ketuk tilu dan lainnya. Para tamu undangan pun berbaur dalam keceriaan yang kental dengan budaya Jabar itu.

Raden Ema Bratakusuma juga dikenal dengan nama Gan Ema (12 Agustus 1901 – 1 Agustus 1984) adalah salah seorang tokoh Sunda dan Pejuang Pergerakan Nasional di Jawa Barat.

Gan Ema merupakan perjuang kemajuan kesundaan dan pergerakan nasional pada masanya. Ia juga dikenal sebagai budayawan yang memiliki keahlian pencak silat, juga dikenal sebagai politikus yang bergelut di berbagai organisasi, dikenal juga sebagai penggerak budaya Sunda, pembina generasi muda serta pendiri surat kabar. Sejak kecil Gan Ema sangat menggemari dunia jurnalistik.

Baca Juga: Acil Bimbo Ajak Seniman Jabar Bersatu Kawal Kasus Penghinaan Bahasa Sunda oleh Arteria Dahlan

Di Batavia, 1918-1921, ia belajar penca kepada Bang Janibi ahli aliran 'ameng pukulan' dan kepada Bang Sabeni ahli aliran 'ameng Sabeni'. Dan kecintaaannya pada dunia Sunda membawa Ema mengembara lebih jauh seiring perjuangan zaman melawan kolonialisme di Nusantara.

Bersama rekannya Raden Tubagus Umay Martakusumah, Ema kemudian mendirikan perkumpulan seni budaya “Sekar Pakuan” pada tahun 1933.

Dalam dunia politik ia berguru kepada Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker, bersama Darnasukumah, Bakri Suraatmaja, dan Gatot Mangkupraja di Bandung. Pada tahun 1949-1950 ia mulai berkiprah di Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bandung.

Baca Juga: Rangkaian HPN 2022, KLH dan PWI Pusat Gelar Workhsop Rehabilitasi Mangrove

Selain itu, pemikiran Ema pada pentingnya pelestarian lingkungan melalui pendirian Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) atau yang lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Bandung, yang dia ambil alih melalui tenaga, pemikiran dan seluruh harta kekayaan dia dari Bandungse Zoological Park (BZP).

Selain sebagai sarana hiburan rakyat yang terjangkau, ikut berperan serta dalam pelestarian hewan-hewan dan tumbuhan langka, YMT sesungguhnya juga adalah ‘situs sejarah perjuangan orang Sunda’ yang tidak terekspos, karena YMT adalah juga sebagai sarana untuk mengumpulkan para pejuang Sunda. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Teguh Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X