Presiden Joko Widodo: Bersatu, Bangkit, Tumbuh Bersama

photo author
- Kamis, 28 Oktober 2021 | 23:08 WIB
PresidenJoko Widodo
PresidenJoko Widodo


FOKUSSATU.ID- Pemuda Indonesia berikrar untuk Indonesia yang satu pada 93 tahun lalu. Kini Ikrar itu masih menjadi perekat untuk bersatu menghadapi dunia yang berubah dan zaman yang berganti. Demikian Presiden Joko Widodo menuliskan  dalam akun instagramnya terkait Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober. 

Peringatan kali ini memang berbeda, karena masih dalam suasana Pandemi Covid 19, meski sudah terjadi sejumlah kelonggaran, Karena itulah presiden nemberikan sambutannya lewat virtual.

Mengusung tema besar 'Ikhtiar Memperadabkan Bangsa' Presiden berharap Kongres Kebangsaan dapat melakukan refleksi mendalam tentang dunia masa kini dan yang akan datang. Serta menghasilkan rekomendasi besar bagi penguatan kebangsaan.

"Lebih penting lagi, bisa memberikan rekomendasi langkah-langkah perbaikan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kehidupan kebangsaan kita ke depan," ujarnya, saat memberikan sambutan pembuka 'Kongres Kebangsaan: Ikhtiar Memperadabkan Bangsa' secara virtual, di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Kamis (28/10/2021).

 

Presiden Jokowi menjelaskan, Sumpah Pemuda mengingatkan betapa pentingnya kata Satu; Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia. Menjadi kata kunci terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Walaupun ada lebih dari 270 juta penduduk, seluruhnya tetap satu kesatuan. Ada individu dengan segala kebebasannya, tetapi juga ada kepentingan bersama dengan segala konsensus dan konsekuensinya.

"Komitmen terhadap kebebasan individu dijamin konstitusi. Tetapi menjadi Indonesia Incorporated, menjadi bangsa yang bersatu kekuatannya, merupakan syarat utama memenangkan persaingan global. Karena landscape ekonomi global saat ini penuh dengan disrupsi dan kompetisi,” ujarnya.

Dikatakan presiden, setelah Revolusi 4.0, dalam dua tahun ini disrupsi dipertegas dengan kehadiran pandemi Covid-19, yang juga mengajarkan tentang posisi kita sebagai makhluk sosial. Makhluk yang tidak bisa selamat sendirian. "Hanya bisa selamat kalau semua diselamatkan. Solusi keluar dari pandemi bukanlah solusi individual, melainkan solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas dan etika tentang keseimbangan kebebasan individu dan stabilitas sosial serta kepentingan bersama," papar Presiden

Sementara itu, Bambang  Soesatyo yang merupakan Ketua DPR RI ke-20 ini  mengungkapkan , Kongres Kebangsaan diselenggarakan untuk menggugah kesadaran kolektif tentang persoalan-persoalan mendasar dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Serta menggalang tanggungjawab intelektual untuk turut memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha transformasi sosial.

"Pada akhirnya akan menawarkan peta jalan pembangunan sebagai masukan rekomendasi kebijakan bagi penyusunan sistem perencanaan pembangunan nasional, serta menjadi ruang konsensus bersama berbagai entitas dalam pergumulan Indonesia yang bhinneka, dalam upaya membangun peradaban Pancasila,"  ujar  Bamsoet, demikian pangilan akrabnya..

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, pelaksanaan Kongres Kebangsaan sengaja dilakukan bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda.

Hal itu mengingat momentum Sumpah Pemuda adalah ikrar kebangsaan yang mendobrak sekat-sekat primordialisme. Menuntut kesadaran kolektif, bahwa di tengah kemajemukan sebagai sebuah bangsa, satu-satunya cara untuk dapat bertahan dari pusaran peradaban dan dinamika zaman, adalah dengan mentransformasikan setiap diri sebagai bagian dari satu ke-Indonesiaan.

"Sebagaimana pandangan Bung Karno, bahwa frase dari Sabang sampai Merauke bukanlah rangkaian kata- kata yang sekedar mempresentasikan entitas geografi, melainkan satu entitas kebangsaan, satu entitas kenegaraan, satu kesatuan tekad, satu kesatuan ideologi, dan satu kesatuan cita-cita sosial yang hidup dalam gelora semangat kebangsaan dalam membangun peradaban," tandasnya.

Acara ini diselenggarakan oleh MPR RI bekerjasama dengan Aliansi Kebangsaan dan Forum Rektor Indonesia, serta didukung Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Media Kompas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X