FOKUSSATU.ID - Pengusaha sukses, menteri, penyanyi, presenter, aktor mantan tahanan, dan juga mantan Presiden klub Prancis, Marseille Bernard Tapie meninggal pada usia 78 tahun pada hari Minggu 3 Oktober 2021.
Taipei bisa dibilang sebagai sosok legendaris dalam sepak bola Prancis yang memiliki kehidupan luar biasa berliku. Dia adalah tokoh sentral di balik kejayaan Marseille pada era 1990'an, salah satunya menjadi juara Piala Champions atau Liga Champions 1993 seusai mengalahkan AC Milan di kota Munich, Jerman.
Lahir di Paris pada tahun 1943 dari keluarga kelas pekerja, ia belajar teknik elektro dan menjadi terkenal sebagai penyanyi. Ia mencoba berkarier sebagai pembalap di Formula Tiga, kemudian mendirikan bisnis yang dikenal dengan nama Groupe Bernard Tapie (GBT) untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Dia menangani perusahaan seperti saluran televisi swasta pertama Prancis, TF1, merek raket Donnay dan Adidas, yang 78 persen sahamnya dia miliki.
Baca Juga: Kalah dari Atletico Madrid, Koeman Salahkan Nico Gonzalez
Baca Juga: Didesak Mundur oleh Bobotoh, Robert Klaim Permainan Persib Menghibur
Pada 1980-an ia menjadi terkenal di televisi, mendirikan tim bersepeda pada 1984 dan kemudian menjadi pemilik Marseille pada 1986.
Pada tahun 1991, klubnya dikalahkan oleh Red Star Belgrade di final Piala Eropa atau Piala Champions, dan kembali ke final dua tahun kemudian untuk mengalahkan AC Milan sekaligus menjadi tim Prancis pertama yang memenangkan gelar Piala/Liga Champions dan satu-satunya hingga sekarang yang pernah diraih klub Prancis.
Itulah yang ingin dilakukan PSG dan Nasser Al-Khelaifi saat ini, karena tidak ada tim Prancis lain yang pernah memenangkan Piala Eropa.
Dia juga seorang politikus, yang didukung oleh presiden sosialis Francois Mitterrand.
Namun, masalah hukum melihat kepemilikannya atas Adidas diembargo dan, pada tahun 1994, ia dilarang mengoperasikan Marseille sebagai klub.
Mereka tidak berhenti karena dia didenda 400 juta euro pada 2008 karena penipuan, sementara dia juga dipenjara antara Februari dan Juli 1997 karena perannya di beberapa perusahaan yang bangkrut.
Pada tahun 2001, ia sempat kembali untuk menjalankan Marseille, bentrok dengan pelatih Spanyol Javier Clemente.
"Saya sudah tahu setiap atmosfer, bisnis, bisnis pertunjukan, olahraga, tetapi tidak ada yang menjijikkan seperti politik," katanya kepada Le Parisien pada 2013.
Pada hari Minggu, kanker perut yang dia ungkapkan pada tahun 2017 akhirnya sembuh darinya, dan Tapie meninggal.***
Artikel Terkait
Klasemen PON XX, DKI Jakarta Semakin Perkasa, Jatim Geser Jabar
Papua Sumbang Emas Judo Lewat Anggota Polda Papua
Bobotoh Desak Persib Pecat Robert Alberts, Begini Pernyataan Sikap Manajemen PT PBB
Didesak Mundur oleh Bobotoh, Robert Klaim Permainan Persib Menghibur
Ancaman Bagnaia, Tiga Kali Menangi Pole Position MotoGP Berturut-turut
Jabar Tetap Optimis Meraih Juara Umum PON XX Papua
PLN Buktikan Keandalan Listrik di Papua Lewat Event PON XX
Atlet Asal Papua Peraih Medali PON XX Bakal Diguyur Bonus oleh Freeport
China Juara Piala Sudirman 2021
Kalah dari Atletico Madrid, Koeman Salahkan Nico Gonzalez