FOKUSSATU.ID - Hari ini tiga tahun lalu --tepatnya 28 September 2018, terjadi Gempa Bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,4 yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia bagian utara. Masih terekam dalam ingatan betapa dahsyatnya bencana itu.
Gempa terjadi tepat pukul 18.02 WITA, telah mengakibatkan lebih dari 2000 ribu orang meninggal dunia, puluhan ribu warga mengungsi dan mengalami luka-luka.
Guncangan ini juga memicu tsunami hingga ketinggian antara 4 hingga 13 meter di Kota Palu dan Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng).
Baca Juga: Tukul Arwana Masih Harus Nginep di RS PON Hingga 14 Hari ke Depan, Ini Penjelasannya
Selain itu juga mengakibatkan lukuefaksi di petobo, Balaroa Kota Palu dan Jono Oge, Kabupaten Sigi.
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA.
Pusat gempa bumi atau episentrum berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala atau sekitar 2 jam dari Kota Palu.
Baca Juga: Tim Dokter RS PON, Ungkap Soal Pendarahan Otak yang Dialami Tukul Arwan
Beberapa bagian wilayah di Pasigala amblas, dan beberapa bagian naik sampai 2 meter. Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam dengan tinggi 3-5 meter.
Terjadi setelah gempa, tanah di daerah itu dengan lekas berubah jadi lumpur yang dengan segera menyeret bangunan-bangunan di atasnya. Di Balaroa, rumah amblas, bagai terisap ke tanah.
Laporan dan rekaman likuefaksi juga muncul dari perbatasan Kabupaten Sigi dengan Kota Palu.
Lumpur muncul dari bawah permukaan tanah dan menggeser tanah hingga puluhan meter dan akhirnya menenggelamkan bangunan dan korban hidup-hidup.
Baca Juga: Persib Ditahan Imbang Persikabo, Ini Ungkapan Kekecewaan Bobotoh
Ditaksir 2000 lebih warga meninggal dunia, puluhan ribu warga mengungsi dan ratusan ribu bangunan rusak parah hingga rusak berat.