Harapan publik terhadap Presiden Prabowo sangat besar. Ia harus memimpin dengan adil, bijaksana, dan proporsional, termasuk dalam menyikapi para mantan presiden. Penghormatan tentu perlu diberikan, namun harus tetap dilakukan secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak personalistik.
Baca Juga: Eksis Lestarikan Seni Budaya Jabar, Komunitas Asep Asep Gelar Milangkala Ke 9 Tahun di Bandung
Pada akhirnya, legitimasi tertinggi tetap berasal dari rakyat. Prabowo terpilih karena mandat langsung dari rakyat, bukan semata karena dukungan dari tokoh tertentu. Kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan pada individu atau partai mana pun.
Sebagaimana Jokowi pada awal pemerintahannya juga didukung penuh oleh PDIP, namun pada akhirnya ia memilih lebih mendekat kepada rakyat, bukan kepada partai atau yang lainnya. Presiden Prabowo pun perlu mengambil sikap serupa—menempatkan rakyat sebagai penentu utama arah kebijakan dan arah bangsa. Suara rakyat adalah suara Tuhan.
Presiden Prabowo juga harus menunjukkan warna kepemimpinannya sendiri. Jangan sampai muncul persepsi bahwa Prabowo hanyalah perpanjangan dari Jokowi, atau bahwa pemerintahannya berada di bawah bayang-bayang mantan presiden tersebut. Kedekatan yang proporsional terhadap Jokowi perlu dibangun, sebagaimana juga pentingnya menjalin hubungan baik dengan para mantan presiden lainnya.***
Jakarta, 22 Juli 2025
Wassalam,
Sugiyanto (SGY) – Emik
Artikel Terkait
Soal Anggaran Rp154 Miliar, Sugiyanto Minta Dewan Panggil Sekwan DPRD Jabar
3 Gagasan Paslon Pilkada 2024 Soal Banjir di DKI Jakarta, Ada yang Ingin Bangun Waduk Baru hingga Tanggul Laut Raksasa!
Siapkan Bukti Gugatan Pilkada DKI Jakarta, RK-Suswono Merapat ke MK
IHW, Kadisbud DKI Jakarta Nonaktif Resmi di Tahan Kejati
Gen Z Apresiasi Wali Kota Jakarta Utara, dan Keteladanan Para Mantan Gubernur DKI Jakarta