FOKUSSATU.ID - Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar 2025 akan lebih baik dari 2024, pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
"Tahun lalu capaian pertumbuhan ekonomi Jabar seperti rilis BPS mencapai 4,95 persen pada 2024, masih dalam rentang target pemerintah antara 4,7 hingga 5,5. Tahun ini pun masih optimistis ada dalam target tersebut," ujar Deputy Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Muslimin Anwar, Kamis (6/2/2025).
Ia menegaskan kebijakan pemerintah terkait efisiensi pada APBN/APBD tentunya akan memberikan dampak perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor namun juga sektor lainnya justru akan tumbuh sehingga mampu mendorong PDRB.
"Efisiensi tentu akan menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi mungkin akan ada koreksi atau perlambatan tapi sisi lain akan terdorong tumbuh. Kami yakin pemerintah sudah menghitung itu untuk mencapai pertumbuhan 8 persen di tahun 2028 atau 2029," katanya.
BI sendiri akan memberikan penguatan pada nilai tukar rupiah untuk memaksimalkan devisa. Permintaan ekspor dan impor juga masih akan tinggi. Ekspor impor merupakan salah satu komponen pendukung pertumbuhan selain Investasi dan Konsumsi.
"Konsumsi pemerintah akan terjadi normalisasi pasca - pemilu, dan kami yakin akan tumbuh seiring berjalannya waktu, terlebih jika kepala daerah resmi dilantik dan mulai bekerja. Selanjutnya koordinasi dan sinergi pusat, provinsi dan kabupaten-kota harus semakin baik," tegasnya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menambahkan pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2025 masih bisa lebih tinggi dari 2024 dengan syarat penghematan anggaran APBD Jabar dipergunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
Baca Juga: Diduga Korupsi Dana CSR BI, Rumah Anggota DPR RI Heri Gunawan Digeledah KPK
"Dari sisi fiskal ada dampak penghematan anggaran terhadap berbagai aktivitas sektor usaha, sehingga kita harus memastikan _shifting_ anggaran atau efisiensi betul-betul memiliki daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Menurutnya, perlu ada diversifikasi sektoral agar bisa menopang pertumbuhan ekonomi dengan mendorong sektor industri, sektor pertanian dan sektor perdagangan sebagai 3 sektor terbesar.
Tentunya perlu juga langkah-langkah mendorong sektor-sektor potensial, seperti sektor jasa akomodasi dan makan minum, sektor transportasi dan pergudangan, dan sektor properti.
"Saya kira dari sisi sektoral itu langkah makronya. Langkah mikronya perlu diupayakan agar sektor-sektor potensial bisa didorong lebih kuat untuk mengimbangai peran tiga sektor terbesar itu," tambah Acu.
Secara regional, peran pemerintah kabupaten-kota dalam mendorong pertumbuhan ekonomi juga diperkuat berbasis tematik, sehingga sektor-sektor utama di daerah harus didorong dengan kebijakan lokal yang lebih kuat.
Artikel Terkait
Kang Asmul Ajak Generasi Muda Melek Politik
Isu Gaji 13 dan 14 PNS Dihapuskan Sampai Sekjen Dipanggil Presiden, Menko Airlangga: Persiapan Sudah Ada
Pesan Presiden Prabowo untuk Jajarannya di Kabinet Merah Putih yang Masih Dablek: Siapa yang Tidak Patuh, Saya akan Tindak
Diduga Korupsi Dana CSR BI, Rumah Anggota DPR RI Heri Gunawan Digeledah KPK
Atasi Banjir, Kolam Retensi Pasar Gedebage Diresmikan, Dewan Harap Gubernur Kuatkan Kolaborasi Pemkot dan Pemkab Bandung
Matangkan Persiapan Pelantikan Kepala Daerah Terpilih, Ketua DPRD Kota Bandung Ikuti Rakor Bersama Mendagri