FOKUSSATU.ID - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tuduh pendahulunya Donald Trump sebagai ancaman bagi demokrasi. Apakah kita akan menjadi bangsa yang hidup bukan dalam terang kebenaran tetapi dalam bayang-bayang kebohongan
Hal tersebut di atas disampaikan Biden dalam peringatan satu tahun serangan maut di Gedung US Capitol oleh para pendukung Trump.
Sebagaimana diketahui, ribuan pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol untuk menggagalkan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden.
Baca Juga: Rahmat Effendi Diduga Gunakan Sandi Sumbangan Masjid untuk Kutip Fee Proyek Pembebasan Lahan
Akibat dari tindakan itu jendela-jendela gedung pecah, anggota parlemen dan staf melarikan diri untuk menyelamatkan hidup mereka.
“Apakah kita akan menjadi negara di mana kita mengizinkan pejabat pemilu partisan untuk membatalkan kehendak rakyat yang dinyatakan secara hukum? Apakah kita akan menjadi bangsa yang hidup bukan dalam terang kebenaran tetapi dalam bayang-bayang kebohongan?”
Biden akan mengatakan hal itu, menurut kutipan pidatonya yang dirilis oleh Gedung Putih.
“Kita tidak bisa membiarkan diri kita menjadi bangsa seperti itu. Jalan ke depan adalah mengenali kebenaran dan hidup dengannya,” tambahnya sebagaimana dilansir dari Metro.us, Kamis (6/1/2022).
Baca Juga: Rahmat Effendi Diduga Terima Rp7,1 Miliar di Proyek Ganti Rugi Pembebasan Lahan
Pernyataan Biden akan memulai serangkaian acara sepanjang hari yang juga akan menampilkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan para pemimpin legislatif lainnya, sebagian besar dari Partai Demokrat.
Mereka akan menyoroti kerusakan yang tersisa dari serangan terburuk di Capitol sejak Perang 1812.
“(Komentar Biden) dengan mata jernih tentang ancaman yang diwakili mantan presiden terhadap demokrasi kita dan bagaimana mantan presiden terus-menerus bekerja untuk terus-menerus merusak nilai-nilai dasar Amerika dan supremasi hukum,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.***
conten creator jurnalis gus