PAHAD Kenalkan Pengelolaan Sampah Sejak Dini

photo author
- Senin, 1 Januari 2024 | 17:34 WIB
Pengenalan pengelolaan sampah sejak usia dini (ris)
Pengenalan pengelolaan sampah sejak usia dini (ris)

Jember, Fokussatu.id-Kegiatan pengolaan sampah sejak usia dini diperkenalkan oleh Pemerhati Alam Hijau Damai (PAHAD). Kelompok yang tergabung di Rumah Belajar Kalam Mahardhika dan Yayasan STAPA Center Jember menggelar kegiatan ini untuk mengisi liburan semester, natal dan menyambut tahun baru 2024

"Anak-anak dikenalkan pemilahan sampah botol air, gelas sekali pakai, dan sampah plastik. Sampah yang bisa direcycle disetor sebagai donasi ke bank sampah,"
ujar Mohammad  Alfan “Londo”, selaku Kepala Sekolah kegiatan PAHAD kepada fokussatu. id.

Kegaiatan yang mengusung tema perubahan iklim ini dikemas dalam bantuk kemah ceria. Tema perubahan iklim dipilih karena saat ini memang terasa sekali perubahan iklim yang cukup ekstrim. Dengan tema ini anak-anak diharapkan mengerti bahwa perubahan iklim tersebut salah satu penyebabnya adalah perilaku sehari-hari dari manusia terutama dalam mengelola sampah.
Untuk itulah kepedulian terhadap lingkungan mereka diasah dengan cara melakukan pembersihan sampah di jalur pendakian bukit Watu Pecah.

"Sejak 2017, kemah ceria diadakan untuk mengajak anak mandiri dan mencintai alam sekitarnya," kata Mohammad  Alfan.

 

Awalnya kegiatan ini, jelas dia, hanya kemah dan hiking ke Bukit Watu Pecah yang terletak di desa Ambulu. Dimulai dari 7 orang, kemah ini kemudian dilakukan secara rutin untuk mengajak anak Belajar, Bermain dan Bergembira sesuai dengan motto PAHAD.
Sempat berhenti selama pandemi, kemah ceria kembali dilaksanakan dalam 2 batch karena banyaknya banyaknya peminat. Batch 1 dilaksanakan tanggal 23-24 Desember dan batch 2 dilaksanakan tanggal 29-30 Desember di wilayah Ambulu, Jember.

Kegiatan lainnya adalah membaca nyaring agar anak bisa mencintai buku dan tidak terus menerus bermain gawai, bahkan selama melakukan kegiatan kemah anak-anak dilarang membawa gawai.
Karena itu, setelah hiking dan clean up, kegiatan selanjutnya adalah workshop handycraft yakni membuat bandana shibori, menghias tas spunbound, melukis entong, menghias pensil dan menghias kaleng  bekas.

Sementara itu, salah satu orang tua peserta, Wahyuning Dyah, mengatakan bahwa kemah ini memberikan pembelajaran kemandirian dan anak-anak belajar dengan gembira serta bisa lebih menyayangi lingkungan. "Kalau bisa kegiatan dilakukan tiap tahun dan panitianya ditambah karena anak yang ikut sangat banyak," tandasnya.*** sur

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X