FOKUSSATU.ID – Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi dan kesehatan, tapi juga dunia pendidikan. Demi menjaga ritme dan efektivitas pembelajaran, kurikulum baru pun mulai diaplikasikan oleh beberapa sekolah penggerak.
Di Kota Bandung, terdapat 23 sekolah dari tingkat PAUD-SMP yang mencoba kurikulum baru bernama kurikulum prototipe (merdeka).
Meski harus meraba-raba sekitar tiga bulan, para kepala sekolah mengatakan, sudah bisa menemukan pola bagaimana agar kurikulum ini bisa efektif untuk anak-anak didik mereka.
Hal ini terungkap dalam diskusi bersama Komisi X DPR RI dengan para kepala sekolah penggerak di Balai Kota Bandung, Jumat 18 Maret 2022.
Baca Juga: Sebanyak 13 Warga Kota Bandung Siap Bekerja di Jepang
Salah satunya dirasakan oleh Kepala Sekolah SMPN 12 Bandung, Agus Deni.
Agus menyampaikan, kurikulum ini lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan peserta didik untuk berpikir lebih kreatif.
"Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekolah kami mulai menerapkan pelajaran berbasis kewirausahaan dengan tema ketahanan pangan dan ekonomi. Selama setahun ini pelajaran berbasis proyek kita integrasikan melalui beberapa mata pelajaran," papar Agus.
Hal serupa juga diakui Kepala Sekolah SDN 061 Cijerah, Januar Musliadi. Menurutnya, saat pertama kali mengaplikasikan kurikulum ini, ia dan para guru di sekolahnya masih menjajaki kurikulum merdeka.
"Ternyata, setelah kami jalani, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam. Anak didik diberikan cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi," ungkap Januar.
Terlebih, imbuh Januar, kurikulum merdeka ini tidak ada lagi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang selama ini menjadi sebuah keresahan dari siswa, orang tua, juga guru.
"Anak-anak jadi lebih nyaman belajar, mengeksplor dirinya. Bukan hanya fokus pada materi, tapi juga soft skill mereka terasah," imbuhnya.
Melihat perkembangan positif ini, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku sempat khawatir dengan kasus omicron yang meninggi dua bulan ke belakang akan berpengaruh terhadap pembelajaran para siswa.
"Kami betul-betul pilih secara selektif sekolah mana saja yang boleh pembelajaran tatap muka (PTM) dan mana yang hanya boleh beberapa persen. Kami juga tingkatkan ikhtiar dengan vaksinasi. Alhamdulillah untuk dosis 1 dan 2 di Kota Bandung sudah 100 persen. Sedangkan, dosis 3 masih berjalan sampai saat ini," jelas Yana.
Artikel Terkait
Rumah Sakit Kelas A di Kota Bandung Bertambah
Kelurahan Kebon Gedang Kota Bandung Gelar P2WKSS
Kota Bandung Raih Penghargaan Penanganan Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Hore, Sungai Citarum Kini Ada di Level Cemar Ringan
Yana Imbau PMI Harus Lebih Antisipatif Menyikapi Dinamika Tugas Kemanusiaan