FOKUSSATU.ID - Tumpukan sayuran berbagai jenis tertata rapi di Alif Mart, milik Pesantren Al Ittifaq, yang berlokasi di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mulai dari kentang, wortel, ketimun, terung, hingga ciplukan.
Bukan hanya sayuran lokal, namun ada juga sayuran impor. Bukan diimpor, namun memang ditanam dan dikembangkan di Al Ittifaq. Tumbuh subur dan berbuah bagus. Mereka Tertata rapi menempal dinding dengan rak-rak kayu, mengelilingi bagian dalam ruangan Alif Mart yang tanpa sekat.
Ciplukan atau buah cecendet yang dalam bahasa internasional disebut sebagai golden berry paling menarik perhatian. Ditumpuk pada rak kayu dibagian tengah, paling atas,bersama sayuran lain langsung saya beli.
Baca Juga: Klaster Pangan Binaan Bank Indonesia Panen Padi Organik
Harganya sekitar Rp15 ribu per bungkus. Dibungkus rapi dengan kotak stereofom putih dan dilapisi plastik bening khusus makanan. Saat dicoba rasanya asam dan manis. Mirip seperti tomat yang ranum. Saat dikunyah, cecendet meletus didalam mulut bersama biji kecilnya. Menyegarkan, fresh from village.
Unik, karena buah yang dulu hanya menjadi mainan anak-anak untuk masak-masakan, kini naik kelas. Harganya menjadi mahal dan sudah mulai dijual di supermarket. Mahal karena mengandung sejumlah khasiat obat herbal.
Buah yang menurut mitos menjadi makanan ular itu bahkan sangat mahal jika dijual di luar negeri atau melalui media online. Potensi ini rupanya disambut dengan baik oleh santri tani Al Ittifaq. Pengemasan yang rapi, kualitas terbaik dan dijual dengan cara modern memberikan nilai tambah signifikan.
Pondok pesantren yang sudah berdiri sejak 1934 ini, telah lebih dari 20 tahun memenuhi kebutuhan sayur dan buah-buahan segar ke berbagai pasar tradisional dan modern di Kota Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Bank Indonesia Resmikan Material Center bagi Industri Kecil Bidang Tekstil di Jabar
Produk perkebunan dan pertanian seperti wortel, buncis, kentang tomat, cabai, labu madu dan lainnya telah dipasok Al Ittifaq.
"Pemasok hasil pertanian terdiri dari 270 pelaku UMKM dan petani binaan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur," kata sesepuh Al Ittifaq KH Fuad Affandi belum lama ini.
Pesantren ini sejak 1997 telah mengembangkan berbagai komoditas pertanian dan peternakan. Nilai aset per Desember 2019 lalu sebesar Rp43,5 miliar.
Selain melakukan penjualan komoditas secara konvensional, Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq juga melakukan penjualan secara daring melalui aplikasi Alifmart yang dikembangkan oleh tim pesantren. Smart integrated farming mulai diterapkan disini dengan berbagai mitra kerja.
"Koppontren Al Ittifaq saat ini melakukan program kemitraan dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda," jelas KH Fuad.
Artikel Terkait
Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Hari Ini, 8 November 2021, Waspada Hujan
SEJARAH Penting Hari Pahlawan 10 November, Simak Ulasan Peristiwa Bangsa Indonesia Usir Penjajah
Bacaan Doa Qunut Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Hari Pahlawan, KAI Bagikan Tiket Gratis untuk Para Guru, Nakes dan Veteran, Cek Syarat dan Tanggalnya