Program Gedor Dispora Kota Bandung, dituturkannya adalah program jangka panjang. Gerakan ini pun, sambungnya, diharapkan dapat terus membangkitkan semangat pemuda meski di tengah masa PPKM dan ke depan rencana sosialisasi program Gedor akan pula menggandeng PWI Kota Bandung sebagai organisasi profesi dalam membangun informasi dan publikasi positif, sebab dinilainya dengan Gedor, Kota Bandung diharapkan menjadi pelopor untuk wilayah lainnya.
Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah yang diwakili Wakil Ketua Ferry Ardiansyah menyambut baik pelatihan berbasis literasi digital.
Pihaknya menyampaikan, dengan teknologi digital arus informasi semakin mudah didapatkan tetapi tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri.
Sebab, selain rentannya penyebaran hoax juga alih-alih akan terjerat undang-undang ITE bila menggunakannya tidak secara bijak.
Dari pelatihan ini berharap bisa dijadikan media untuk mengupgrade diri karena tuntutan di masa kekinian, disamping pemuda dapat mengembangkan potensi diri dan jejaring.
Begitu pula, lanjutnya, PWI Kota Bandung menyambut baik dan siap bekerjasama untuk bisa mensosialisasikan program Gedor sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan se Kota Bandung.
Pelatihan selain menghadirkan narasumber di antaranya, mantan Kadiskominfo Kota Bandung Bulgan Alamin, Drg., M.Sc, Sekretaris PWI Kota Bandung Zaenal Ihsan, S. Sos beserta Seksi Kerjasama Lembaga A. Husein Widjaya disamping narasumber lainnya yakni Haris Abdullah dari FLP yang akan mengisi di hari kedua.
Pelatihan juga diikuti sebanyak 40 peserta pemuda lokal di Kota Bandung, berasal dari mahasiswa dan pelajar organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan serta karang taruna yang memiliki minat berwirausaha serta yang baru memulai usaha (early start-up).
Sementara, Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah yang berkesempatan hadir di tengah-tengah acara menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada Dispora Kota Bandung yang selama ini menjalin kerjasama dengan baik.
Ia menjelaskan, dibutuhkan kualitas mental untuk menghadapi perubahan-perubahan termasuk era digitalisasi dan bertahan dalam memiliki nilai-nilai atau value dan believing yang seyogyanya setiap individu harus memegang nilai dan prinsip budaya ketimuran agar tidak terjadi disorientasi dalam membuat langkah ke masa depan.
"Penting juga problem solving yaitu skill atau kemampuan memecahkan persoalan yang dihadapi dengan cara positif dan konstruktif, mau berkreasi dan berinovasi, berpikir secara kritis, kerjasama, peduli terhadap sesama," pungkasnya. (***)
Artikel Terkait
Apotek Diminta Bantu Pasarkan Produk UMKM
Yana: Semua Karyawan Tempat Wisata Wajib Divaksin
Kota Bandung Gelar Seleksi PPPK dan CASN
Guna Meminimalisasi Terjadinya Bencana, Kota Bandung Kembangkan Kajian Mitigasi Bencana
Pemkot Bandung dan Pemkab Bandung Barat Jalin Kerjasama Bidang Pariwisata