news

Kawah Sastra Ciwidey Gelar Bedah Buku Telinga Tak Dijual di Pasar Saham

Senin, 29 September 2025 | 08:50 WIB
Kawah Sastra Ciwidey mengadakan bedah buku karya Annisa Resmana di Ciwidey, mengajak pelajar untuk mencintai literasi.

FOKUSSATU.ID - Di tengah suasana hangat Kedai Kopi Saga, Ciwidey, Kabupaten Bandung, komunitas Kawah Sastra Ciwidey (KSC) menggelar acara bedah buku yang menarik perhatian banyak kalangan.

Pada tanggal 27 September, mereka membedah karya terbaru penyair dan penyanyi, Annisa Resmana, berjudul "Telinga Tak Dijual di Pasar Saham".

Acara ini tidak hanya sekadar bedah buku, tetapi juga menjadi ajang diskusi santai yang melibatkan Annisa Resmana sebagai narasumber, bersama dua penulis berbakat dari Jawa Barat, Eriyandi Budiman dan Doddi Ahmad Fauzi. Mereka berbincang akrab dengan para pelajar yang hadir, menciptakan suasana interaktif yang penuh inspirasi.

Baca Juga: APINDO Kota Bandung Apresiasi BPS Gelar Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026

Annisa Resmana, yang juga dikenal sebagai anggota grup musik Estuari, menjelaskan bahwa tujuannya tidak hanya untuk mempromosikan bukunya, tetapi juga untuk menjalin komunikasi dengan pembaca dari berbagai generasi.

"Saya ingin memastikan bahwa isi buku ini terdengar dan sampai kepada orang yang memang perlu membacanya, agar puisi tidak jadi echo chamber," ungkapnya.

Lebih lanjut, Annisa menekankan pentingnya literasi, terutama di kalangan pelajar yang sering kali belum menyadari betapa vitalnya membaca dan menulis untuk mengembangkan kecerdasan dan empati.

Baca Juga: Rawan Sesar Lembang! P3SRS: Apartemen di Bandung Wajib Miliki Mitigasi Bencana

"Saya akan terus berkunjung ke berbagai daerah tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi daerah lainnya di Indonesia," tambahnya.

Dalam acara ini, Annisa didampingi oleh dua pembahas dari Kawah Sastra Ciwidey, yaitu Yogira Yogaswara, seorang penyair dan penulis lepas, serta Lupita Lestari, seorang penulis.

Moderator acara, Jein Octaviani, yang juga dikenal sebagai cerpenis dan editor buku, menjelaskan bahwa komunitas ini beroperasi tanpa tujuan komersial.

Baca Juga: ‎Penderita Tumor Rahim Tak Bisa Klaim BPJS, Bupati Bandung Segera Tangani Masalah Kesehatan Warganya

"Kami kan komunitas sastra yang non-benefit, kami tidak dibayar siapa-siapa. Jadi, kami melakukan ini karena kami senang saja," kata Jein, yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Sastra Ciwidey.

Jein menambahkan bahwa banyak orang kini melabeli kegiatan dengan istilah literasi, namun ia merasa hal itu sering disalahartikan.

Halaman:

Tags

Terkini