Sekolah tersebut dijadwalkan mulai menerima siswa pada pertengahan tahun 2025. Dari 126 pendaftar, sebanyak 50 siswa telah dinyatakan memenuhi syarat, ditambah 5 orang sebagai cadangan.
“Saya sudah mengalami pendidikan inklusi sejak SMP. Kami harus terus dorong ini agar semua anak, dengan segala kondisi, dapat belajar bersama-sama tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Farhan memastikan, keberadaan SLB Negeri A Pajajaran tetap menjadi bagian penting dari peta pendidikan Kota Bandung.
“Sekolah Rakyat akan berjalan, tapi SLB Negeri A Pajajaran juga harus tetap eksis dan didukung. Keduanya bisa berdampingan,” tuturnya. ***