Jakarta, Fokussatu.id-Bencana global bumi diperkirakan akan terjadi pada akhir abad ini. Sinyalemen ini bukan mengada-ada karena sebanyak lebih dari 15 ribu ilmuwan menandatangani makalah terkait perubahan iklim di Bumi. Mereka juga sekaligus meramalkan jadwal bencana global yang akan terjadi pada bumi.
Dilansir dari Futurism, para ilmuwan yang berasal dari 161 negara tersebut mengungkapkan soal bencana global itu. Para ilmuwan meyakini, kehidupan Bumi tengah terancam seiring dengan perubahan iklim yang semakin cepat.
"Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer," tulis makalah yang dipublikasikan Bioscience itu, dikutip Selasa (30/1/2024).
Christopher Wolf, peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama studi ini menjelaskan sejumlah potensi Bumi di masa depan, termasuk risiko bencana kekurangan makanan dan air bersih.
Dalam studi dikatakan, ada sejumlah data yang mengejutkan, diantaranya pada 2023, banyak rekor iklim pecah dengan margin yang sangat besar.
Salah satu yang dirujuk para peneliti adalah terkait musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif tahun ini. Kejadian tersebut menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru.
Baca Juga: Inilah 3 Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat Menurut Gus Baha
Sedangkan profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple, menerangkan adanya pola yang mengkhawatirkan di 2023. Sebab, manusia hanya berbuat sedikit untuk melakukan perbaikan.
"Kami juga hanya menemukan sedikit kemajuan yang bisa dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim," ucap Ripple.
Namun, dampak besar lingkungan ini bukan hanya kesalahan pada industri bahan bakar fosil saja. Selain itu, ada pemerintah yang melakukan subsidi pada mereka menjadi salah satu penyebab efek tersebut.
Subsidi yang dikeluarkan di Amerika Serikat (AS) tahun 2021-2022 meningkat dua kali lipat, yakni dari US$531 triliun atau sekitar Rp8,37 kuantiliun menjadi lebih dari US$1 triliun atau sekitar Rp15.775 triliun.
Untuk mencegah bencana lebih lanjut, para peneliti menyarankan untuk beralih dari bahan bakar fosil ke bahan bakar yang ramah lingkungan. ***
Artikel Terkait
Inilah 3 Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat Menurut Gus Baha
Ciri-ciri Orang yang Akan Terhindar dari Dahsyatnya Hari Kiamat, Menurut Buya Yahya