Mengenal 2 Metode Penentuan Awal Bulan Ramadhan

photo author
- Jumat, 1 April 2022 | 21:19 WIB
Mengenal 2 Metoda penentuan awal Ramadhan
Mengenal 2 Metoda penentuan awal Ramadhan

FOKUSSATU.ID- Selama ini dalam menentukan awal bulan ramadhan berpegang pada dua  metode, yakni rukyatul hilal (pengamatan) dan metode hisab (perhitungan).


Apa perbedaan dari kedua metode yang sama sama kuat ini.

Rukyatul hilal adalah proses pengamatan ketampakan hilal saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah. Aktivitas mengamati visibilitas hilal bisa  dilakukan dengan mata telanjang atau lewat  alat bantu optik seperti teleskop.

Hilal sendiri adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.

Kemudian, proses penentuan awal Ramadan juga dapat dilakukan dengan metode perhitungan atau hisab.

Hisab dapat diartikan sebagai perhitugan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam awal bulan di kalender Hijriah.

Baca Juga: Sidang Penetapan Awal Ramadhan Digelar Secara Hybrid

Ahli astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebut kedua metode untuk penentuan awal Ramadan ini setara, bisa saling menggantikan atau saling melengkapi.

"Tanda-tanda awal bulan yang berupa hilal bisa dilihat dengan mata (rukyat) dan bisa juga dihitung (hisab) berdasarkan rumusan keteraturan fase-fase Bulan dan data-data rukyat sebelumnya tentang kemungkinan hilal bisa dirukyat," ujarnya  dalam live Instagram bertajuk 'Penentuan Ramadan dan Hari Raya Menurut Astronomi' di akun Instagram @pussainsa_lapan, Rabu (23/3/2022).

Djamaluddin  mengatakan  metode rukyatul hilal dan hisab sama-sama bersifat dugaan, sehingga tidak ada yang pasti. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pengamat rukyat, menutnya, harus benar-benar yakin atas apa yang dilihat agar tidak keliru dalam memberikan informasi.

"Rukyat pada prinsipnya kita melihat. Tapi pada kenyataannya (hilal) sangat tipis dan bisa jadi ada cahaya lain. Yakin tidak? Makanya perukyat itu akan disumpah yakin tidak yang dilihat hilal?" paparnya.

Sedangkan , metode hisab yang menggunakan perhitugan memang dinilai akurat, tetapi untuk menentukan sudah masuk awal bulan baru atau belum tetap harus memenuhi sejumlah kriteria yang bisa dipenuhi lewat proses pengamatan.
Dengan begitu, kedua metode ini sebenarnya saling melengkapi dan menguatkan. ***014

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X