FOKUSSATU.ID- Selama ini dalam menentukan awal bulan ramadhan berpegang pada dua metode, yakni rukyatul hilal (pengamatan) dan metode hisab (perhitungan).
Apa perbedaan dari kedua metode yang sama sama kuat ini.
Rukyatul hilal adalah proses pengamatan ketampakan hilal saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah. Aktivitas mengamati visibilitas hilal bisa dilakukan dengan mata telanjang atau lewat alat bantu optik seperti teleskop.
Hilal sendiri adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.
Kemudian, proses penentuan awal Ramadan juga dapat dilakukan dengan metode perhitungan atau hisab.
Hisab dapat diartikan sebagai perhitugan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam awal bulan di kalender Hijriah.
Baca Juga: Sidang Penetapan Awal Ramadhan Digelar Secara Hybrid
Ahli astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebut kedua metode untuk penentuan awal Ramadan ini setara, bisa saling menggantikan atau saling melengkapi.
"Tanda-tanda awal bulan yang berupa hilal bisa dilihat dengan mata (rukyat) dan bisa juga dihitung (hisab) berdasarkan rumusan keteraturan fase-fase Bulan dan data-data rukyat sebelumnya tentang kemungkinan hilal bisa dirukyat," ujarnya dalam live Instagram bertajuk 'Penentuan Ramadan dan Hari Raya Menurut Astronomi' di akun Instagram @pussainsa_lapan, Rabu (23/3/2022).
Djamaluddin mengatakan metode rukyatul hilal dan hisab sama-sama bersifat dugaan, sehingga tidak ada yang pasti. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pengamat rukyat, menutnya, harus benar-benar yakin atas apa yang dilihat agar tidak keliru dalam memberikan informasi.
"Rukyat pada prinsipnya kita melihat. Tapi pada kenyataannya (hilal) sangat tipis dan bisa jadi ada cahaya lain. Yakin tidak? Makanya perukyat itu akan disumpah yakin tidak yang dilihat hilal?" paparnya.
Sedangkan , metode hisab yang menggunakan perhitugan memang dinilai akurat, tetapi untuk menentukan sudah masuk awal bulan baru atau belum tetap harus memenuhi sejumlah kriteria yang bisa dipenuhi lewat proses pengamatan.
Dengan begitu, kedua metode ini sebenarnya saling melengkapi dan menguatkan. ***014
Artikel Terkait
Yana Ajak Warga Jaga Kondusifitas Selama Bulan Ramadan
Jelang Ramadan, Diskar PB Kota Bandung Siaga Tanggap Bencana
Awal Puasa Muhammadiyah Berbeda Dengan Pemerintah