FOKUSSATU.ID- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyoroti impor minyak PT Pertamina (Persero) yang dinilainya terlalu besar. Sorotan Presiden itu dinyatakan di depan jajaran Direksi dan Komisaris Pertamina.
Untuk mengatasi masalah ini, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mendorong agar suplai energi di Tanah Air dapat segera beralih ke energi terbarukan. Pasalnya, saat ini, suplai energi Indonesia masih didominasi oleh batu bara sebesar 67 persen, minyak 15 persen, dan gas 8 persen.
Masih menurut Presiden, bila transisi energi tidak terjadi, maka pengaruhnya akan ada di neraca pembayaran dan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Pangdam Siliwangi dampingi Presiden Jokowi tinjau Pusat Benih dan Persemaian Bogor
"Goal besarnya yaitu negara ini akan memperoleh keuntungan dalam bentuk neraca pembayaran. Yang sudah berpuluh tahun tidak bisa kita selesaikan karena problemnya impor minyak kita terlalu besar sekali," ujar Presiden Jokowi, dilansir dari YouTube Sekretariat Kabinet, Sabtu (20/11/2021).
Di kesempatan yang sama, Jokowi menuturkan, import yang terlalu besar akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah karena setiap bulan, Pertamina harus membeli dolar di pasar dengan jumlah yang besar untuk impor minyak.
Karena itu, mantan Walikota Solo ini berharap agar energi terbarukan dapat dikembangkan menggantikan energi fosil sehingga penggunaan minyak akan berkurang, termasuk juga impornya.***
Content Creator Jurnalis gus
Artikel Terkait
Sirkuit Mandalika Dimata Presiden Joko Widodo
Presiden Ajak Sejumlah Dubes Tinjau Persemaian Modern
Pangdam Siliwangi dampingi Presiden Jokowi tinjau Pusat Benih dan Persemaian Bogor