FOKUSSATU.ID - Gubernur Janar Ridwan Kamil mengatakan, sepanjang pandemi Covid-19, tercatat 60 persen warga Jabar mengalami tekanan psikis, cemas, dan khawatir.
Kondisi itu tentunya perlu penanganan dari psikologi. Salah satunya melalui gerakan konseling yang digagas oleh Gerakan Titik Koma Project Semicolon.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengapresiasi Gerakan Titik Koma melalui Project Semicolon yang memberikan konseling kesehatan mental secara gratis kepada masyarakat.
Baca Juga: Jabar Bakal Bantu Biaya Pendidikan Yatim Piatu Terdampak Covid-19
"Saya sangat menyambut baik sebuah inisiatif oleh Gerakan Titik Koma ini untuk menjangkau mereka-mereka yang mungkin memendam stres, galau, dan kecemasannya, melalui berbagai media," katanya usai Talkshow dan Konsultasi Psikologi Mental Illness di Kota Bandung, Sabtu (4/9/2021).
"Kita mendapati statistik bahwa 60 persen warga cemas dan khawatir saat pandemi ini. Kemudian ada 5.000-an anak yatim dan yatim piatu yang ditinggal orang tuanya karena COVID-19. Itu juga harus menjadi perhatian kita," tuturnya.
Menyikapi fenomena kesehatan mental tersebut, Pemprov Jabar akan berkolaborasi dengan Gerakan Titik Koma guna menurunkan tingkat depresi masyarakat.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kendaraan Arah Puncak, Ganjil Genap Kota Bogor Diperketat
Pemda Provinsi Jabar juga sebelumnya telah memiliki program mobile konseling "Kekasih", konseling di rumah sakit jiwa dan hotline, juga kampung kesehatan mental.
"Kita akan berkolaborasi. Inilah yang kita harapkan sehingga bisa menurunkan tingkat depresi," katanya.
Menurutnya, isu kesehatan mental tidak hanya mendampaki kalangan tertentu.
"Dari anak-anak sampai pemimpin, seperti saya, pun punya problem yang kadang tidak dimunculkan karena situasi," ucapnya.***