FOKUSSATU.ID-Salah satu calon investor yang pertama kali mengajukan diri untuk menjadi investor pemindahan ibukota negara baru SoftBank Group Corp mengundurkan diri.
Padahal pada 2020 lalu, perusahaan asal Jepang ini menjadi salah satu calon investor yang pertama kali mengajukan diri untuk menjadi investor. Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa SoftBank Corp akan berinvestasi sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.400 triliun untuk pemindahan IKN.
Menurut pengakuan Luhut CEO SoftBank Masayosh mendesak dirinya dan ingin menanam investasi hampir US$ 100 miliar. "Menurut saya too good to be true," ujar Luhut saat itu.
Bahkan CEO SoftBank Masayoshi Son telah bertemu secara khusus dengan Presiden Jokowi pada 10 Januari 2022. Dalam pertemuan tersebut Masayoshi mengatakan ketertarikannya untuk ikut menggarap ibu kota barutersebut.
Presiden Joko Widodo pun menjelaskan alasan pemerintah memindahkan lokasi Ibu Kota baru yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Presiden menerangkan bahwa Luas lahan Jakarta sekarang 66.000 hektare. Sedangkan lokasi Ibu Kota baru, luas lahannya mencapai 256.000 hektare.
Tapi belakangan SoftBank Group Corp mengurungkan niatnya untuk terlibat dalam proyek pemindahan IKN. SoftBank menyatakan tidak akan berinvestasi dalam proyek itu. Mundurnya SoftBank Group disampaikan pada Jumat (11/3/2022).
Kendati tidak melakukan investasi di IKN, SoftBank akan terus memberikan dukungan kepada perusahaan rintisan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. “Kami tidak berinvestasi dalam proyek ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund,” ujar SoftBank dalam sebuah pernyataan resmi dilansir Nikkei Asia, Sabtu (12/3/2022).
Sementara itu, baru-baru ini, perusahaan tersebut dilanda penurunan saham. Saham SoftBank ditutup turun 6% pada Hari Jumat (11/3/2022) dan diperdagangkan mendekati posisi terendah dalam dua tahun terakhir. Pada Bulan November tahun lalu, mereka melakukan pembelian kembali saham senilai 1 triliun yen atau US$ 8,6 miliar.***014
-