nasional

Polemik Soal Peran Soeharto Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

Minggu, 6 Maret 2022 | 08:14 WIB
Polemik Peran Soeharto Dalam Serangan 1 Maret 1949

FOKUSSATU.ID-Sejumlah pihak mempertanyakan peran Soeharto Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.
Bahkan hingga Minggu (6/3/2022) pagi ini perbincangan soal mantan Presiden kedua masih ramai di jagat media sosial terutama twitter.

Persoalan ini kembali mencuat saat Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 1 Maret sebagai hari penting nasional yakni, Hari Penegakan Kedaulatan Negara.  Penetapan hari bersejarah tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2O22 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Salah satu konsiderans dalam Kepres  tersebut menyebutkan mengenai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dan sederet nama tokoh yang terlibat dalam peristiwa bersejarah itu.

"Peristiwa Serangan Umum 1 Maret l940 yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, laskar-laskar perjuangan ralqrat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya, merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," demikian bunyi salah satu konsiderans dalam kepres nomor 2 tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Konsiderans inilah yang selanjutnya memantik perdebatan soal peran Soeharto. Terlebih, Mantan Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II, Dipo Alam, mengunggah salah satu pemberitaan yang menyebutkan nama Soeharto  dihilangkan dalam Kepres  Serangan Umum 1 maret, dan mempertanyakan kebenarannya.

"Apa benar berita ini?...Sebagai aktivis saya kritis...tapi Nama Pemimpin yang telah Berjasa untuk RI, tercatat dlm Sejarah RI, tetap saya hormati, dan doakan jasa amalan pengabdiannya...tidak ada dendam; dan main hapus namanya...," tulis Dipo Alam melalui postingannya di akun twitter @dipoalam49, Rabu, 2 Februari 2022.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Rekaman Video Perlihatkan Aksi Arogan Sejumlah Pemuda di Kota Bogor

Pertanyaan Dipo ini lantas memunculkan beragam tanggapan. Hingga Minggupagi ini tanggapab mengenai soal peran Soeharto itu berlanjut. Bahkan, ada satu thread panjang yang mengulas dengan jelas bagaimana peran Soeharto dalam peristiwa tersebut.

"SOEHARTO BUKAN ARSITEK DIA KOMANDAN TEMPUR “SERANGAN OEMOEM 1 MARET 1949”,tulis @Leonita_Lestari.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan pandangannya. Melalui cuitannya di akun twitter @mohmahfudmd, ia menjelaskan bahwa berita tersebut tidak tepat, "Berita di bwh ini tak tepat.  Kepres tsb bkn buku sejarah tp penetapan atas 1 titik krusial sejarah. Kepres  tsb tdk menghilangkan nama Soeharto dll dlm SU 1 Maret 1949. Nama dan peran Soeharto disebutkan di Naskah Akademik Kepres  yg sumbernya komprehensif," Jelas Mahfud MD melalui postingan twitter, Kamis, 3 Maret 2022.

Mahfud MD juga dalam postingan lainnya membalas twit dari netizen yang mempertanyakan soal naskah akademik. Mahfud MD pun mengakui jika dalam konsiderans kepres tersebut, ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak.

"Betul. Di dalam konsiderans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak. Peran Soeharto , Nasution, dll ditulis lengkap di Naskah Akademik. Sama denga naskah Proklamasi 1945, hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya," jelasnya lagi

Dikutip  dari tni.mil.id, Soeharto  yang saat itu berpangkat Letkol, ikut serta dalam serangan umum 1 Maret 1949. Soeharto  berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam. Inisiatif serangan itu muncul atas saran Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Panglima Besar Soedirman bahwa Brigade X pimpinan Letkol Soeharto  untuk segera melakukan serangan umum di Yogyakarta dan menduduki kota itu selama enam jam, untuk membuktikan bahwa Republik Indonesia (RI) masih ada.

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949  juga sempat dikisahkan saat pengukuhan Yogyakarta Kota Republik yang diperingati setiap tanggal 4 Maret.

Halaman:

Tags

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB