Selayaknya Pekerja Migran Indonesia Lebih Diperhatikan. Sumbang Devisa Terbesar Ketiga bagi Negara

- Jumat, 12 Mei 2023 | 18:01 WIB
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Rhamadan dalam halal bihalal bersama IJTI dan Jurnalis Jabar, Jumat  (12/5/2023).
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Rhamadan dalam halal bihalal bersama IJTI dan Jurnalis Jabar, Jumat (12/5/2023).

FOKUSSATU.ID - Pekerja Migran Indonesia (PMI) memberikan devisa sangat besar bagi Indonesia, hingga ratusan triliun rupiah. Disisi lain pemerintah masih kurang memberikan perhatian dan perlindungan.

Kepala BP2MI Benny Rhamadan mengatakan sedikitnya devisa PMI bisa mencapai hampir 160 triliun rupiah pertahun, terbesar ketiga penyumbang devisa.

"Sangat wajar jika pekerja migran mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Bukan malah diremehkan," tegasnya dalam Sosialisasi BP2MI dan Halal Bihalal bersama IJTI dan Jurnalis Jabar di Asrilia Hotel, Bandung, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga: Trans Pakuan dan Trans Jakarta Jalin Kerja Sama Integrasi Layanan

Menurutnya ada tiga hal yang menjadi perhatian BP2MI. Pertama merubah cara pandang keliru di masyarakat dan juga penyelenggara negara yang memandang remeh, menjadi beban negara karena sering bermasalah. Menurut Benny, PMI bukan ceruk pasar sebuah bisnis, namun manusia Indonesia yang berusaha untuk memanfaatkan peluang kerja di luar negeri.

"Ini bukan barang, manusia ! Bukan pasar tapi peluang kerja. Jika ada yang bermasalah bukan PMI yang salah terapi negara gagal memberikan kemudahan seperti ijin dan juga peluang yang legal. Selama ini yang bermasalah adalah yang ilegal. Ilegal karena akses mereka untuk mengurus berkas terkadang dipersulit," tegasnya.

Karena ingin mudah, masalah kedua yang dihadapi adalah calo atau mafia perdagangan orang. Ada oknum disetiap daerah yang menjadi sponsor.

"Saya tidak suka menyebut sponsor, lebih tepatnya calo atau sindikat mafia. Sulit dibasmi karena ternyata ada yang membela. Oknum TNI, Polri bahkan dari kantor kita juga ada. Delapan bulan lalu saya pecat oknum di BP2MI," jelasnya.

Benny menyebutkan dalam tiga tahun kepempinannya 94 ribu PMI dideportasi dari Timur Tengah dan Malaysia. 3.360 dalam kondisi sakit, cacat bahkan gila dan meninggal.

Baca Juga: Ika Kartika Pemeran Sinetron Bu Dosen Tukang Ojek Pengkolan Terdaftar Jadi Bacaleg Kota Bogor

"Peti jenazah pekerja migran masuk sebanyak 1.917 jenazah lewat pelabuhan, bandara. Artinya kalau 3 thn, 2 peti jenazah perhari. Kebanyakan pekerja ilegal."

Karena ilegal, posisi pekerja migran sangat rentan mendapatkan perlakuan kekerasan fisik dan mental, di PHK bahkan tidak dibayar mereka juga bisa dijual belikan karena tidak ada kontrak resmi.

Badan dunia mencatat PMI saat ini mencapai 9 juta orang, namun menurut Benny, yang tercatat di BP2MI hanya separuhnya saja. Mereka memiliki dara lengkap, termasuk lokasi real time pekerja migran.

"Yang legal akan mudah diawasi, karena real time kota tahu lokasinya dimana bekerja dimana yang ilegal ini sulit. Saya berharap ada kemudahan dari pemerintah bagi PMI dalam mengurus ijin dan mencari lokasi kerja di luar negeri, sehingga akan mengurangi jumlah yang ilegal dan bermasalah," tuturnya. ***(011)

Halaman:

Editor: Teguh Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X