BI Jabar Dorong Pertumbuhan Energi Hijau Melalui WJEF 2024

photo author
- Kamis, 21 November 2024 | 18:51 WIB
WJES 2024
WJES 2024

FOKUSSATU.ID  -  Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar West Java Energy Forum (WJEF) 2024 pada Kamis (21/11).

Program strategis yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini mengambil tema Multi-Stakeholders Involvement for Financing the West Java Long-term Energy. Kegiatan dihadiri oleh Pj. Gubernur Jawa Barat, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, dan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat.

Plh Kepala BI Jabar Muslimin Anwar mengatakan WJES 2024 menjadi forum sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia, pemerintah daerah dan seluruh stakeholders terkait dalam mengoptimalkan potensi proyek sektor energi dan ketenagalistrikan di Jawa Barat, termasuk debottlenecking berbagai permasalahan baik dari segi kebijakan, regulasi, administrasi, aspek teknis dan pendanaan.

Baca Juga: WJEF 2024, Jabar Pionir Penggunaan EBT Berkelanjutan

" Diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Jawa Barat di mata investor untuk terus berinvestasi dalam transisi energi jangka panjang dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Jawa Barat," ujarnya.

Acara WJEF 2024 diawali dengan rangkaian focus group discussion (FGD) tematik di sektor energi baru terbarukan yang digelar pada Rabu (20/11).

Berbagai topik menarik dikaji yaitu mencakup pemanfaatan dan penggunaan energi panas bumi di Jawa Barat; efisiensi/konservasi energi untuk kawasan industri baru; peta jalan pengembangan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia yang mendukung industri kendaraan listrik di Jawa Barat; dan revitalisasi sistem energi skala kecil untuk ekonomi produktif melalui skema corporate social responsibility.

"Pertumbuhan ekonomi secara global dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. Kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko fisik dan transisi yang pada akhirnya berdampak pada stabilitas moneter dan sistem keuangan, sehingga diperlukan peran bank sentral untuk dapat melakukan mitigasi risiko," jelasnya.

Baca Juga: Elektabilitas Dadang Supriatna-Ali Syakieb di Pilbup Bandung Naik, Direktur Jamparing Institute Sebut Timbulkan Pertanyaan

Merespon hal tersebut, Bank Indonesia mengimplementasikan kerangka kebijakan hijau melalui 3 pilar, yaitu pilar penguatan kebijakan makroprudensial hijau, melalui perbankan sebagai kontributor emisi karbon terbesar melalui debiturnya dengan program greening the financing dan greening the debtors.

Pada pilar kedua, Bank Indonesia mengimplementasikan kebijakan pendalaman pasar uang hijau, yaitu dengan memperluas instrumen hijau seperti surat berharga komersial hijau, repo hijau,
dan derivative hijau lainnya. Selain itu, Bank Indonesia juga memperbanyak cadangan devisa dalam  bentuk obligasi hijau serta memanfaatkannya sebagai instrumen moneter.

Pada pilar ketiga, Bank Indonesia mengimplementasikan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif hijau dengan membina dan mengembangkan UMKM hijau yang diklasifikan ke dalam 3 (tiga) tahap, yakni Eco-Adapter (telah mengadopsi namun belum jadi bagian inti), Eco Entrepreneur (sudah menerapkan sebagai bagian bisnisnya), dan Eco-Innovator (sudah berinovasi untuk meningkatkan produksi yang mengurangi dampak lingkungan). ***(011)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Raharjo Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X