Sunmori Susuri Ciwidey Bandung Selatan dengan LEXi. Tak Khawatir Rem Blong Karena Kepanasan

FOKUSSATU - Menikmati Kawasan Ciwidey Kabupaten Bandung paling romantis itu pas saat matahari baru terbit. Menikmati kabut pagi diantara kebun teh dan menjelang siang menjemur kulit dengan sentuhan matahari pagi yang bervitamin.

Minggu pertama di Bulan Juli 2024 tepatnya, kami berangkat berboncengan dari rumah di Kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung menuju tujuan pertama Kawah Putih. Awalnya agak ragu untuk menggunakan motor apalagi motor baru LEXi kami baru berumur sebulan, masih "inreiyen" dan belum begitu mengenal tunggangann ini dengan baik. Dengan bobot kami berdua ditambah bekal bawaan,sekira 150 kg beban kini berada diatas motor, dengan membaca Bismillah, sunmori ala-ala, kami pun berangkat usai Subuh.

Melihat speedometer indikator BBM masih 3 strip, sepertinya cukup untuk sampai tujuan. Apalagi jarak yang akan ditempuh hanya 48 Km. Berdasarkan pengakuan Yamaha, per satu liter BBM bisa digunakan untuk menempuh jarak 55 Km. Masih aman. Namun karena "yang dibonceng" sudah bersabda, kami mampir dulu di BBM terdekat yang buka 24 jam di Baleendah, menambah Pertamax agar mencukupi untuk perjalanan pulang pergi.

Baca Juga: Kurang Hati-hati, Dua Cewek Cakep Boncengan Motor Tubruk Bokong Minibus

Saat mengisi BBM, sempat kaget saat mengantri ketika motor tiba-tiba mati. Rupanya mode Stop & Start System, teknologi yang mematikan mesin secara otomatis ketika motor berhenti, dalam posisi aktif. Langsung fitur ini dimatikan, jangan sampai nanti pas di tanjakan Ciwidey dan ada kemacetan, motor tiba-tiba mati. Fitur ini memang berdampak kepada konsumsi BBM yang lebih efisien. Tinggal putar tuas gas, maka mesin akan menyala lagi, tapi kali ini saya berfikir lebih baik fitur modern ini dimatikan dulu agar tidak mengganggu konsentrasi berkendara.
 
Jalanan Baleendah - Banjaran - Soreang dilewati dengan mulus. Forged Piston & DiASil Cylinder ditambah suspensi belakang dengan tabung di varian tipe S dan Connected-ABS membuat MAXi sangat nyaman dikendarai meski berboncengan. Joknya empuk dan tidak terasa berdesak-desakan saat berboncengan. Tikungan dihajar dengan nyaman dengan kecepatan 30-an Km/ jam. Dijalanan lurus saya pacu hingga 50 Km/jam. Kecepatan mulai dikurangi selepas Soreang menuju ke arah Ciwidey mulai dari Oregon Hills.

Jalan menanjak dan berkelok mulai Nampak didepan, mesin 155cc+VVA & SMG membuat performance MAXi sangat rapi, mesin yang cukup besar, seperti halnya NMAX, membuat mudah untuk melahap tanjakan. Pengereman sangat nyaman. Anti-Lock Braking System di tipe tertinggi sudah ditanamkan di LEXi yang mencegah ban terkunci dan selip ketika pengereman mendadak.

Baca Juga: Becak 'Berpenumpang' Mayat Pria Gegerkan Warga Madiun

Sekitar Pukul 6.30 WIB kami tiba di pintu masuk Kawah Putih. Parkiran motor didekat loket masih cukup sepi, sehingga diputuskan untuk naik kepuncak Kawah Putih dengan menggunakan motor. Parkir diatas setidaknya dirasa masih lebih aman. Meski LEXi sudah dilengkapi Smart Key System dengan Immobilizer dan Answer Back System.

Tetapi rupanya pilihan itu salah. Jalanan menuju ke puncak Kawah Putih tidak semulus yang saya kira. Memang sudah pernah kesini dan saat itu jalannya memang tidak semua mulus, tetapi itu sekitar 3 tahun lalu. Rupanya masih sama saja. Dengan perlahan menyusuri jalan yang berkelok dan menanjak akhirnya tiba di puncak. Rasa deg-degan menjalani rute yang ekstrim terbayarkan dengan indahnya pemanangan negeri diatas awan. Kabut tebal masih menyelimuti danau Kawah Putih.

Sekitar satu jam menikmati Kawasan wisata, perjalanan dilanjutkan menuju ke kebuh teh. saat turun, kabut masih ada karena gerimis kecil. Lampu depan dan belakang MAXi rupanya menggunakan LED dan lampu senja yang berbentuk V Lines, serta dilengkapi dengan lampu hazard cukup membuat pandangan tidak terganggu kabut. Dan menjelang siang kami sudah Kembali lagi ke Bandung. Next time ingin mencoba jalan malam. ***(011)