FOKUSSATU.ID - Berdasarkan rilis BPS tanggal 6 Mei 2024, perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2024 tumbuh positif sebesar 4,93% (yoy), termoderasi dari triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 5,15% (yoy).
Kinerja pertumbuhan ekonomi didukung oleh terjaganya permintaan domestik, seiring dengan kenaikan investasi dan tingginya realisasi fiskal.
Dari sisi permintaan, penopang utama kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,97% (yoy) sejalan dengan tingginya aktivitas perekonomian menjelang HBKN idulfitri.
Baca Juga: Real Madrid vs Dortmund di Final Liga Champions UEFA 2023-2024
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 12,39% (yoy) seiring dengan tingginya realisasi PMA dan PMDN di Jawa Barat yang mencapai Rp64,7 triliun atau naik 12,7% (yoy) pada triwulan laporan.
Sedangkan, konsumsi pemerintah tumbuh 32,8% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi bantuan sosial, serta peningkatan belanja barang dan pegawai.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 dikontribusikan oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy), sejalan dengan perbaikan ekspor Jawa Barat yang membaik utamanya pada komoditas mesin dan elektrik.
Sektor Perdagangan tumbuh sebesar 4,86% (yoy) didorong oleh terjaganya konsumsi. Lebih lanjut, sektor konstruksi tumbuh sebesar 10,26% (yoy) yang ditopang oleh masih berlangsungnya proyek infrastruktur yang bersifat multiyears di Jawa Barat.
Baca Juga: Pentingnya Literasi dan Mitigasi Minimalkan Dampak Risiko Bencana Sesar Lembang
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diprakirakan tumbuh positif pada kisaran 4,6-5,4% (yoy).
"Optimisme tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya optimisme dunia usaha pada masa pemerintahan baru," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muhamad Nur.
Meski demikian, beberapa tantangan lain masih perlu diwaspadai, antara lain Tingginya inflasi Amerika Serikat yang menyebabkan spekulasi Higher for Longer Fed Fund Rate (FFR).
Tensi geopolitik yang memanas akibat hubungan Iran – Israel pada April 2024, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melebihi ekspektasi serta lemahnya kondisi perekonomian negara mitra dagang. ***(011)
Artikel Terkait
Ini 8 Nama Bakal Cawalkot Bogor dari NasDem yang Masuk Meja DPW
PPDB Jabar 2024, Disdik Jabar Sediakan Kuota Khusus bagi Kecamatan yang Tidak Memiliki Sekolah
PPDB Jabar 2024! Bey Machmudin : Tidak Ada Titip-titipan
Pentingnya Literasi dan Mitigasi Minimalkan Dampak Risiko Bencana Sesar Lembang
Paparan Tiga Bacalon Bupati Bandung Barat Terkait Persoalan Pemimpin Berintegritas di Diskusi Publik Bandung Barat Memilih
Real Madrid vs Dortmund di Final Liga Champions UEFA 2023-2024