Ekonomi Jabar Tumbuh 4,93 Persen

photo author
- Kamis, 9 Mei 2024 | 08:30 WIB
Masyarakat membeli beras di pasar tradisional Kota Bandung.
Masyarakat membeli beras di pasar tradisional Kota Bandung.

FOKUSSATU.ID  - Berdasarkan rilis BPS tanggal 6 Mei 2024, perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2024 tumbuh positif sebesar 4,93% (yoy), termoderasi dari triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 5,15% (yoy). 

Kinerja pertumbuhan ekonomi didukung oleh terjaganya permintaan domestik, seiring dengan kenaikan investasi dan tingginya realisasi fiskal. 

Dari sisi permintaan, penopang utama kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,97% (yoy) sejalan dengan tingginya aktivitas perekonomian menjelang HBKN idulfitri.

Baca Juga: Real Madrid vs Dortmund di Final Liga Champions UEFA 2023-2024

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 12,39% (yoy) seiring dengan tingginya realisasi PMA dan PMDN di Jawa Barat yang mencapai Rp64,7 triliun atau naik 12,7% (yoy) pada triwulan laporan.

Sedangkan, konsumsi pemerintah tumbuh 32,8% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi bantuan sosial, serta peningkatan belanja barang dan pegawai.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 dikontribusikan oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy), sejalan dengan perbaikan ekspor Jawa Barat yang membaik utamanya pada komoditas mesin dan elektrik.

Sektor Perdagangan tumbuh sebesar 4,86% (yoy) didorong oleh terjaganya konsumsi. Lebih lanjut, sektor konstruksi tumbuh sebesar 10,26% (yoy) yang ditopang oleh masih berlangsungnya proyek infrastruktur yang bersifat multiyears di Jawa Barat.

Baca Juga: Pentingnya Literasi dan Mitigasi Minimalkan Dampak Risiko Bencana Sesar Lembang

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diprakirakan tumbuh positif pada kisaran 4,6-5,4% (yoy).

"Optimisme tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya optimisme dunia usaha pada masa pemerintahan baru," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muhamad Nur.

Meski demikian, beberapa tantangan lain masih perlu diwaspadai, antara lain Tingginya inflasi Amerika Serikat yang menyebabkan spekulasi Higher for Longer Fed Fund Rate (FFR).

Tensi geopolitik yang memanas akibat hubungan Iran – Israel pada April 2024, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melebihi ekspektasi serta lemahnya kondisi perekonomian negara mitra dagang. ***(011)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Raharjo Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X