Mengajak Anak Muda Melirik Wastra Sarung Majalaya lewat Ngabaraya Fashion Walk

 
FOKUSSATU.ID  - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Muhamad Nur tampil percaya diri dalam event Executive Ngabaraya Fashion Walk di Trans Convention Centre Bandung. Berjalan di catwalk layaknya seorang peragawan yang kemudian diikuti oleh para eksekutif perbankan lainnya.
 
Menggunakan busana berbahan kain sarung tenun Majalaya dipadu padan dengan batik khas Jawa Barat, warna-warni tegas seperti orange, coklat, biru, merah dan lain-lain, membuka ajang Ngabaraya Fashion Walk dan West Java Young Fashion Designer Competition.
 
Dalam bagian acara KKJ-PKJB, 28-30 Juni 2024 lalu, para eksekutif perbankan itu memang tengah berupaya mempromosikan wastra sarung Majalaya yang kian sunset ditengah membludaknya produk fashion dari Tiongkok.

Baca Juga: KPU Jabar Serahkan APK Pilkada Jabar 2024 kepada Empat Paslon. Masing-masing dapat 20 Ribu
 
Menggandeng para desainer muda Jawa Barat untuk membuat rancangan baju yang menarik dengan menggunakan bahan kain sarung khas Majalaya. Hasilnya luar biasa, 10 finalis desainer muda Ngabaraya Fashion Walk tampil maksimal menyuguhkan desain mereka.
 
Salah satu karya terbaik menjadi milik desainer muda Cindy Putri. Mengambil konsep Dynamic of Geometry, ia membuat rancangan busana dari kain sarung motif Poleng Totol.
 
Terinspirasi dari Jalan Asia Afrika yang sangat dinamis. Bebas bergerak dengan cepat tidak pernah berhenti. Kemudian menambahkan kesan tegas dalam siluet bangunan Gedung Merdeka yang kokoh dan modern.
 
“Kain sarung tenun Majalaya mudah untuk dijadikan rancangan menjadi bernilai jual tinggi. Apalagi ini menjadi wastra Jabar,” ujarnya yang berhasil meraih juara pertama desain Ngabaraya Fashion Walk itu.

Baca Juga: Pengusaha Garam Berharap Presiden Prabowo Perhatikan Industri Garam Nasional
 
Finalis lainnya Nadila Nur Faisal menampilkan rancangan yang terinspirasi dengan bangunan Gedung Sate. Wastra sarung Majalaya yang dipakai menggunakan motif salur kotak memanjang. Menunjukan konstruksi bangunan Gedung Sate yang tinggi gagah dan unik. “Seperti sarung Majalaya sebagai karya budaya yang harus tetap berdiri tegak.”
 
Desainer muda lainnya Ratna Kusumaningtiyas menampilkan perpaduan budaya Jawa Barat dengan Jepang, sungguh unik. Memadukan kain sarung Majalaya kedapam karya fushion dan Kimono. Rumah adat di Jawa Barat menjadi inspirasinya sementara Kimono dimasukan untuk memberikan daya Tarik dan perhatian dari anak-anak muda.
 
“Mencoba memperbaiki sudut pandang anak muda terhadap penggunaan wastra atau kain sarung di era kekinian, dynamic versatile,” jelasnya.
 
Salah satu juri Wignyo Rahadi membeberkan jika pemenang desain dipilih berdasarkan empat penilaian yakni kreatifitas, originalistas, penggunaan material yang sesuai dan kerapihan. Penggunaan kain sarung tenun Majalaya adalah kewajiban.
 
Ia mengapresiasi Bank Indonesia yang mengangkat sarung Majalaya sebagai salah satu potensi Jawa Barat yang dapat mendukung pertumbuhan eknomi kreatif, khususnya fashion. Menempatkan sarung Majalaya di puncak tertinggi dalam karya Ngabaraya Fashion Walk, sekaligus mengenalkan sarung Majalaya kepada anak-anak muda yang dinamis.

Baca Juga: Mathew Baker Cetak Gol, Indonesia Bungkam Irak di Kualifikasi Piala Asia U 17 2025
 
Kepala Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Jawa Barat Muhamad Nur mengatakan, KKJ-PKJB sudah enam kali diadakan sejak tahun 2019 lalu. Kegiatan ini menjadi katalisator untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat.
 
“Bank Indonesia sangat konsen mengawal produk unggulan Jabar tetap bersinar sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, menjaga stabilitas rupiah dan menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil,” jelasnya.
 
Bank Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah menggelar Karya Kerajinan Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kreatif Jawa Barat (PKJB) 2024 pada 28-30 Juni lalu. ***(011)