Oleh: H. Yovie Megananda Santosa, S.H., M.Si., Advokat & Konsultan Hukum
Hukum dan Kemanusiaan: Dua Sisi Satu Cermin
FOKUSSATU.ID - Bagi sebagian orang, hukum hanyalah seperangkat pasal. Bagi saya, hukum adalah cermin yang memantulkan
wajah sejati manusia: kesalahan, penyesalan, dan harapan untuk berubah.
Sebagai advokat, saya dulu mengira kehormatan seorang hukum diukur dari kemenangan di ruang sidang. Namun
waktu membuktikan, kehormatan sejati justru diuji saat kita harus membela diri sendiri, bukan di pengadilan, tapi
di hadapan hati nurani.
Ketika Hukum Mengajar Lewat Kejatuhan
Saya pernah menjalani fase di mana nama saya dipertanyakan, langkah saya disalahpahami, dan keyakinan saya goyah. Tapi di sanalah hukum memperlihatkan wajah lain, wajah yang tidak hanya menegakkan, tapi
juga mendidik.
Baca Juga: Akademisi Yudi Surjadi Paparkan Pengaruh Green Leadership dan Green Knowledge Terhadap Iklim Kerja Ramah Lingkungan
Saya belajar bahwa ketika seseorang jatuh karena hukum, itu bukan akhir. Itu adalah panggilan untuk memahami hukum dengan lebih dalam bahwa keadilan tidak hanya hidup di putusan, tapi juga dalam proses penyembuhan manusia yang dijatuhkan olehnya.
Kini saya melihat hukum bukan sebagai alat penghakiman, tetapi ruang pemulihan moral.
Kehormatan Tidak Diberikan, Ia Diperjuangkan Kembali
Reputasi bisa runtuh dalam semalam, tapi kehormatan hanya bisa hilang jika kita menyerah. Saya tidak berusaha melupakan masa lalu, saya belajar darinya. Saya tidak mencari pembenaran, saya mencari makna.
Kehormatan sejati bukan tentang tidak pernah jatuh, tapi tentang keberanian untuk bangkit tanpa kebencian. Hari ini saya bekerja bukan untuk membuktikan saya benar, tapi untuk membuktikan bahwa saya berubah dan tetap layak dipercaya.
Baca Juga: BPN Kabupaten Bandung: Pembebasan Lahan Tol Getaci Capai 58 Persen
Kesempatan Kedua Adalah Anugerah untuk yang Mau Bertanggung Jawab
Kesempatan kedua tidak datang dari belas kasihan orang lain, tapi dari tekad untuk memperbaiki diri. Hidup memberi saya waktu untuk menebus, bukan dengan kata-kata, tapi dengan karya.
Itulah yang mendorong saya membangun kembali Kantor Hukum H. Yovie & Rekan sebuah tempat belajar, tumbuh, dan berbakti, tempat di mana hukum tidak hanya menjadi alat pertahanan, tapi juga jembatan menuju keadilan yang memulihkan.
Kami berkomitmen melayani dengan nurani, bukan hanya logika. Karena saya percaya, hukum sejati adalah hukum yang menyembuhkan luka.
Pelajaran dari Jalan Panjang Integritas
Kini setiap klien, setiap perkara, saya pandang bukan sekadar pekerjaan tapi amanah. Setiap konsultasi adalah ruang empati. Setiap pendampingan adalah bentuk pelayanan.
Baca Juga: Desa Citatah Raih BKR Terbaik Nasional, Bandung Barat Kembali Ukir Prestasi
Saya ingin dunia hukum diisi oleh mereka yang tidak hanya pandai berargumen, tetapi juga berani berintrospeksi. Kita tidak sempurna, tapi kita bisa disempurnakan oleh perjalanan.
Keadilan sejati tidak lahir dari kemenangan, tapi dari keberanian untuk berubah.
Menulis Ulang Narasi, Membangun Harapan Baru
Saya tahu, jejak digital masa lalu mungkin tidak bisa dihapus sepenuhnya. Tapi saya percaya, masa depan bisa ditulis ulang dengan tindakan nyata, karya hukum yang bermanfaat, dan hati yang bersih.
Hari ini, saya berdiri bukan untuk menyangkal masa lalu, tapi untuk menulis bab baru tentang advokat yang jatuh, belajar, lalu bangkit untuk mengabdi dengan cinta pada hukum dan kemanusiaan.
Baca Juga: Stres Tekanan Kerjaan, Staf Tendik Universitas Widyatama Diduga Bunuh diri Loncat Dari Lantai Enam Gedung Kampus
Hukum bukan untuk menghancurkan manusia, tetapi untuk mengingatkan manusia agar kembali menjadi manusia.
Tentang Penulis :
H. Yovie Megananda Santosa, S.H., M.Si.
Advokat & Konsultan Hukum — Kantor Hukum H. Yovie & Rekan
Fokus pada hukum korporasi, litigasi, dan konsultasi strategis. Aktif dalam pembinaan hukum masyarakat, advokasi, integritas profesi, dan program restorative legal awareness di Indonesia.
Kontak: [email protected] | 0852-2226-5555 I 0859-5678-8777
Artikel Terkait
Perhutani KPH Bandung Utara Tanda Tangani PKS Opset dengan Stakeholder
Stres Tekanan Kerjaan, Staf Tendik Universitas Widyatama Diduga Bunuh diri Loncat Dari Lantai Enam Gedung Kampus
Pemkab Bandung Barat Gelar Upacara Peringatan Sumpah Pemuda ke-97
Desa Citatah Raih BKR Terbaik Nasional, Bandung Barat Kembali Ukir Prestasi
BPN Kabupaten Bandung: Pembebasan Lahan Tol Getaci Capai 58 Persen