internasional

Inggris Akan Terapkan Strategi Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

Senin, 21 Februari 2022 | 19:52 WIB
Pemerintah Inggris akan terapkan strategi berdampingan dengan Covid-19

 


FOKUSSATU.ID-Pemerintah Inggris akan menerapkan strategi untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson  pada Senin akan menetapkan rencana untuk mencabut aturan pembatasan virus corona. . Langkah itu diambil Inggris untuk mencapai jalan keluar yang lebih cepat dari pandemi dibandingkan negara-negara ekonomi utama lainnya.

Ketika Hong Kong membangun unit isolasi dan Eropa mempertahankan aturan jarak sosial dan vaksinasinya, PM Johnson akan mengumumkan pencabutan persyaratan pandemi apa pun yang melanggar kebebasan pribadi, sehari setelah Ratu Elizabeth dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Berdasarkan rencana yang telah disusun selama berminggu-minggu itu, Inggris akan menjadi negara besar pertama di Eropa yang mengizinkan orang-orang yang mengetahui diri mereka terinfeksi Covid-19 untuk secara bebas menggunakan layanan toko, transportasi umum, dan pergi bekerja.

Johnson mengatakan bahwa dia tidak ingin orang-orang "berhenti berhati-hati" dan tidak ada alasan untuk berpuas diri. Namun, hal itu berarti pemerintah Inggris ingin beralih dari aturan wajib oleh negara menjadi tanggung jawab pribadi.
Dari populasi orang dewasa di Inggris, 81 persen di antaranya telah menerima suntikan dosis penguat (booster).

Baca Juga: Kemenkes Melaporkan Jumlah Kematian Balita Akibat Covid 19 Varian Omicron 3 Persen dari 1.090 Pasien

"Hari ini akan menandai momen kebanggaan, setelah salah satu periode tersulit dalam sejarah negara kita, saat kita mulai belajar hidup berdampingan dengan Covid," ujar Johnson dalam sebuah pernyataan kepada parlemen Inggris menjelang pengumuman itu pada Senin.

Sementara korban jiwa akibat Covid-19 di Inggris mencapai lebih dari 160.000 orang dalam periode 28 hari, rekor tertinggi kedua di Eropa setelah Rusia. Inggris juga melaporkan rata-rata sekitar 43.000 kasus baru Covid-19 dan 144 kematian per hari dalam sepekan terakhir.
Para pejabat kesehatan telah mendesak Johnson untuk tidak bersikap 'sembrono' dalam persoalan kesehatan negara.

Selain itu, para penasihat pemerintah Inggris mengatakan bahwa pencabutan pembatasan dapat menyebabkan pertumbuhan epidemi yang cepat karena orang-orang mengubah perilaku mereka lebih cepat dari sebelumnya selama pandemi.
Sejauh ini pemerintah Inggris telah berusaha untuk menjaga ekonomi tetap terbuka dengan menggabungkan langkah pengujian cepat massal dan persyaratan wajib isolasi diri selama lima hari, sebuah pendekatan yang memungkinkan negara itu mengendalikan varian Omicron yang sangat menular.

Pemerintah Inggris mengatakan akan mempertahankan beberapa sistem pengawasan dan rencana untuk tindakan darurat jika varian baru virus corona muncul.

Ketika Johnson ditanya apakah dia mengambil risiko dengan (pencabutan aturan pembatasan) pandemi. Dia mengatakan pemerintah tidak dapat mempertahankan pengeluaran hingga mencapai 2 miliar pounnd (sekitar Rp38,68 triliun) per bulan untuk tes Covid.
Johnson juga mendapat tekanan dari banyak anggota Partai Konservatif-nya untuk mencabut aturan pembatasan COVID-19 yang mereka anggap kejam.***014

 

Tags

Terkini

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Lebih 2000 Orang

Senin, 6 Februari 2023 | 22:55 WIB