FOKUSSATU.ID - Korea Utara mengklaim berhasil melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh, baru-baru ini. Media pemerintah mengatakan pada hari Senin, 13 September 2021.
Menurut media pemerintah Korut, KCNA, rudal itu terbang 930 mil atau sekira 1.000 kilometer sebelum mencapai sasarannya. Para analis menyebut kemungkinan, itu merupakan misil pertama negara tersebut dengan kemampuan nuklir.
Senjata-senjata itu mendarat di perairan teritorial negara itu sendiri dengan tes yang dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu, menurut KCNA.
Itu dilihat sebagai peluncuran rudal pertama Korea Utara setelah menguji rudal balistik jarak pendek taktis baru pada bulan Maret.
Korea Utara juga melakukan uji coba rudal jelajah hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden menjabat pada akhir Januari 2021 lalu.
Baca Juga: Krisis Ekonomi dan Kemanusiaan Ancam Afghanistan, China dan Pakistan Kirim Bantuan
Baca Juga: Kemenkes ' Kepolisian Nyatakan Tidak Ada Kebocoran Data eHAC'
Tes terbaru menyoroti kemajuan dalam program senjata Pyongyang di tengah kebuntuan atas pembicaraan yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal balistik Korea Utara dengan imbalan keringanan sanksi AS. Pembicaraan itu terhenti sejak 2019.
Rodong Sinmun, surat kabar resmi Partai Buruh yang berkuasa, menerbitkan foto-foto rudal jelajah jarak jauh baru yang terbang dan ditembakkan dari peluncur-peluncur rudal.
Rudal itu adalah senjata strategis yang telah dikembangkan selama dua tahun terakhir dan elemen kunci dari rencana lima tahun yang digariskan pada Januari untuk memajukan ilmu pertahanan dan persenjataan, kata KCNA.
Tes tersebut memberikan "signifikansi strategis untuk memiliki sarana pencegahan lain yang efektif untuk menjamin keamanan negara kita dan secara kuat menahan manuver militer pasukan musuh," kata KCNA.
"Dalam uji coba ini, tes rinci bagian rudal, skor tes dorong tanah mesin, berbagai tes penerbangan, tes kontrol dan bimbingan, tes kekuatan hulu ledak dll dilakukan dengan sukses." tulis KCNA.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dilaporkan tidak menghadiri tes tersebut, dengan KCNA mengatakan bahwa Pak Jong-chon, anggota Partai Buruh dan sekretaris komite pusat, mengawasi uji coba ini.
Korea Utara yang menjadi negara tertutup telah lama menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan memiliki kebijakan yang menentang Pyongyang.