FOKUSSATU.ID. Prihatin. Ternyata masih ada warga Kiaracondong (Kircon) yang buang aiir sembarangan.Hingga September tahun ini, tersisa sekitar 25 persen dan diharapkan akan tuntas akhir 2021
Camat Kiaracondong Dra Rina Dewi Yanti M.Si mengatakan permasalahan buang air besar atau Open Defecation Free (ODF) masih ada, tersisa 25 persen, dan kebiasaan ini ditargetkan nol persen di akhir 2021.
"Untuk itu bersama dengan Citarum Harum, lalu Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan dan ada juga dari unsur CSR dilaksanakan proses pembuatan septitank komunal," ujar dia, Senin 6 September 2021.
Program septitank komunal diluncurkan, karena masyarakat yang masih ODF itu, terkendala dalam hal lahan.
Baca Juga: Waduh, Suplai Air di Kota Bandung Berkurang, Ternyata Ini Penyebabnya
"Sebelumnya ketika kami sisir ke lapangan, kenapa mereka ODF, karena mereka terkendala lahan, akibatnya WC di rumah-rumah warga tanpa saptitank --air besar, buangan rumah tangga warga, langsung dialirkan ke sungai disekitar rumah mereka," katanya.
Solusi untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Rina, Kecamatan Kiaracondong membuat septitank komunal yang dapat menampung saluran pembuangan bagi sebanyak 300-an pintu rumah warga.
Soal di kelurahan mana, yang saat ini warganya paling banyak ODF, Rina enggan mengatakan, dia hanya menjelaskan se kecamatan rata-rata sekitar 25 persen saja.
Yang pasti, terang Rina, pembuatan septitank komunal, saat itu tengah berlangsung di tiga kelurahan, yaitu Babakan Sari, Cicaheum, dan Babakan Surabaya.
Saptitank komunal, di tiga kelurahan itu9, jelas Rina, saat ini sudah masuk tahap finising.
Agar semua warga patuh pada program pengentasan ODF, dan terjaga kesehatannya, pihak kecamatan, terang Rina, saat ini memberlakukan persyaratan punya septitank sebagai sarat khusus saat warga tengah mengurus administrasi kependudukan.
Disoal apakah persyaratan itu tidak berlebihan, Rina mengatakan tidak, sebab warga juga sudah menyadari bahwa menjaga kesehatan itu adalah hal yang utama, jadi mereka tidak mempermasalahkannya. ( gus/ris)