peristiwa-daerah

Upacara HUT RI Pemulung Ponorogo: Kami miskin, tapi soal nasionalisme tak kalah dibanding para koruptor

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 19:46 WIB

FOKUSSATU.ID, PONOROGO - Komunitas pemulung wilayah Ponorogo, Jawa Timur, turut andil melaksanakan upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sabtu (17/8/2024).

Menyesuaikan dengan profesinya, kelompok yang menamakan diri Pemulung Peduli Lingkungan (Pepeling) itu, mengambil lokasi upacara di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di desa Mrican, Kecamatan Jenangan.

Lantaran dilakukan di area persampahan, barang tentu tersirat pemandangan yang kumuh, kotor, berbau busuk, tak sedap di mata dan menjijikkan.

Kecuali itu, prosesi jalanannya upacara cenderung sekenanya. Tidak protokoler, sebagaimana yang dilakukan instansi pemerintah dan swasta yang SDM, lingkungan dan sarana pendukungnya lebih memadai.

Baca Juga: Plh KaDisdik Jabar Tegaskan Surat Pj Gubernur Terkait Rekomendasi Jalur PPDB Susulan Hoax

Mengenakan seragam kebesarannya, baju, sepatu, topi dan kelengkapan lain yang khas dikenakan para pencari sampah dan barang bekas. Mereka berdiri baris diantara gunungan sampah, dengan sang saka merah putih yang berkibar di tiang bambu sebagai pusat khidmatnya.

Peserta upacara sebanyak 33 pemulung, dua diantaranya wanita, itu melakukan seremoni sakral dengan serius, menjiwai, semangat dan penuh rasa bangga akan bangsa dan negaranya.

Upacara dimulai pukul 10.00, seperti sedia kala saat Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Berjajar rapi diantara aneka rupa sampah, mulai dari serpihan yang tidak menjijikkan sampai sesuatu yang bikin pening kepala dan muntah.

Para pemulung itu tak terusik oleh sampah yang membukit. Disanalah, barang buangan seperti plastik, kertas, kaleng, makanan bekas, pembalut wanita, kondom hingga bangkai binatang menjadi saksi bisu menggemanya syair masyhur 'Indonesia Raya' dari mulut suci para pemulung.

Baca Juga: Momentum HUT ke79 RI, Andi Zabidi Jelaskan Esensi Kemerdekaan

"Secara ekonomi kami memang kekurangan. Bahkan miskin. Tapi rasa nasionalisme dan kecintaan kepada bangsa dan negara, tak kalah. Bahkan, mungkin lebih besar dibanding koruptor yang menggerogoti negara," ucap Marsudi Jois, pembawa acara upacara, kepada jurnalis yang mewawancarainya.

Dikatakannya, berlangsungnya upacara di lokasi itu bagi pemulung tak luput dari jiwa besar Kepala TPA Mrican, Abri. Bahkan, menurutnya, dia bersedia menjadi inspektur upacara dalam kegiatan tersebut.

Susunan pengurus upacara, sambung Marsudi, komandan upacara dijabat Adi, pembaca naskah Pancasila, Setiawan, pembaca teks Proklamasi, Abri dan tiga pemulung pembawa sang Saka Merah Putih, Sahur, Jito dan Agus.

Kecintaan terhadap tumpah darah dan tanah air Indonesia, lanjut Marsudi, dilanjutkan dengan kerja bakti usai berakhirnya upacara bendera.

Halaman:

Tags

Terkini