FOKUSSATU.ID- Puluhan pemuda dari sejumlah komunitas dan mahasiswa antusias mengikuti kegiatan Ruang Obrolan Terbuka Asyik di Bulan Ramadhan (Rotasi Ramadhan) yang berlangsung di Angkringan Rumah Kayu Citarum, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Rabu 27 Maret 2024.
Pada kegiatan Rotasi Ramadhan season 2 yang diinisiasi oleh Pemuda Sapu Bersih Hoaks ini, mengangkat tema soal radikalisme yang dikemas dengan Ngaso Bari Sila (Ngawangkong Soal Bahaya Radikalisme dan Situasi Wilayah).
Ketua pelaksana kegiatan, Ikrima Qolbiyah menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diharapkan menjadi ajang untuk sama-sama menolak paham radikalisme dan memiliki waspada tersendiri dalam hal isu situasi wilayah.
"Menghadapi era digitalisasi akan maraknya isu-isu informasi dalam bahaya radikalisme, menjadi refleksi bersama bagi para pemuda sebagai generasi bangsa di lingkungan masyarakat, perlu peningkatan secara rasa sadar dan daya nalar dalam menepis segala marabahaya radikalisme dan informasi yang belum tervalidasi kebenarannya," ujar Ikrima, usai kegiatan.
Baca Juga: Mudik Lewat Tol Pakai Kendaraan Listrik Dimanjakan dengan SPKLU di 38 Titik Ini
Menurut Ikrima, peran pemuda untuk menangkal radikalisme di era digitalisasi menjadi garda terdepan dalam hal konkretnya adalah saring sebelum sharing terhadap informasi, mengaktifkan ruang diskusi penambah nutrisi wawasan sebagai bentuk pengawasan di lingkup pemuda dan tetap waspada diri.
"Harapan digelar kegiatan ini sebagai wujud aktualiasi Pemuda Saber Hoaks menjaring potensi pemuda di Kabupaten Bandung sekaligus open recruitment anggota. Dan potensi pemuda ini paham akan digitalisasi segala bentuk ancaman dan bahaya informasi radikalisme
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber yakni Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung, Bambang Sukmawijaya, Akademisi dan Praktisi Lemdiklat Bumi Kresna, Iptu FX. W. Bambang, serta perwakilan dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kabupaten Bandung, Raka Pratama.
Kegiatan tersebut interaktif dengan adanya diskusi tanya jawab dari peserta kepada para narasumber, dan ditutup dengan aksi deklarasi bersama pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama menolak paham radikalisme dikalangan pemuda khususnya di tengah era digital.***