FOKUSSATU.ID - Pemerintah Kota Bandung bersama Enesis Group meluncurkan program kolaboratif “3M Plus Mengoles” sebagai inovasi pengendalian demam berdarah dengue (DBD) berbasis sanitasi lingkungan, edukasi masyarakat, serta pendekatan berbasis data.
Program ini diluncurkan secara resmi oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Rabu, 2 Juli 2025. Acara ini melibatkan ratusan kader Jumantik dan jajaran lintas sektor di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyatakan, Kota Bandung saat ini sedang menghadapi tantangan berat dalam bidang kesehatan lingkungan, mulai dari naiknya angka stunting, masih tingginya kasus tuberkulosis (TBC), hingga ancaman penyakit menular seperti DBD.
Baca Juga: Dinilai Rugikan Sekolah Swasta, BMPS Kabupaten Bandung Tolak Keputusan Gubernur Jabar
“Saya tidak bangga, tapi juga tidak akan menutup mata. Sanitasi lingkungan kita sedang menghadapi masalah serius. Maka setiap kolaborasi yang membawa dampak nyata akan kami dukung,” ujar Farhan dilansir Diskominfo Kota Bandung.
Wali kota menilai, pendekatan yang diambil Enesis Group melalui gerakan 3M Plus Mengoles patut diapresiasi karena tidak hanya bersifat promosi, tetapi mengusung keberanian untuk diuji dampaknya langsung di masyarakat.
Program ini memanfaatkan produk lotion antinyamuk Soffell yang akan diterapkan secara masif bersama edukasi PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di tiga kecamatan terpilih yaitu Buahbatu, Rancasari, dan Coblong.
Baca Juga: Pos Indonesia Komitmen Dukung Logistik Koperasi Desa Merah Putih
“Belum ada satu pun brand lain yang berani langsung mengintervensi lapangan secara konkret seperti ini. Ini bukan hanya branding, ini uji dampak sosial,” tambahnya.
Pemkot Bandung juga akan mengintegrasikan program ini dengan aplikasi Sempati, yang selama ini digunakan untuk pemantauan kasus dan intervensi kesehatan lingkungan.
Meski masih ada regulasi ketat terkait perlindungan data pribadi, Farhan membuka ruang kerja sama yang transparan dengan Enesis untuk memperkuat evaluasi program berbasis data riil.
“Kita semua percaya pada angka. Jika data Sempati menunjukkan hasil yang baik, maka ini bisa menjadi model nasional. Tapi kita harus mulai dari keberanian di tingkat lokal,” tegas Farhan.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Enesis Group Aryo Widiwardhono, menyampaikan, pendekatan perusahaan ini selalu berpijak pada kebermanfaatan sosial.