Mengutip The Daily, mitologi Tiongkok menganggap naga sebagai makhluk Ilahi yang berhubungan dengan air dan hujan.
Naga dipercaya memiliki kekuatan untuk mengendalikan hujan dan sering dipanggil dalam ritual untuk mendatangkan air, terutama saat musim kemarau.
Hubungan erat antara naga dan hujan semakin memperkuat kepercayaan bahwa hujan saat Imlek adalah pertanda baik.
Hujan juga dianggap sebagai bentuk berkah dari kekuatan surgawi bagi bumi.
Baca Juga: Pj Wali Kota Bandung Ajak Generasi Muda Mainkan Gim Lokal
Di berbagai komunitas, interpretasi makna hujan saat Imlek bisa beragam, tetapi secara umum, fenomena ini dipandang sebagai simbol kemakmuran, pembaruan, serta awal yang baik untuk tahun yang baru.
Dalam tradisi Tionghoa, hujan juga melambangkan penyucian—mencuci segala hal buruk dari masa lalu dan membawa kesegaran untuk memulai lembaran baru.
Air dalam budaya Tionghoa diasosiasikan dengan kehidupan, kesuburan, dan kelimpahan.
Oleh karena itu, hujan yang turun saat Imlek diyakini sebagai pertanda datangnya rezeki dan kesejahteraan.
Perspektif Ilmiah tentang Hujan Saat Imlek
Meski secara budaya dianggap sebagai simbol keberuntungan, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menegaskan bahwa tidak ada hubungan ilmiah antara hujan dan perayaan Tahun Baru Imlek.
"Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia berada dalam puncak musim hujan, yang biasanya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi," jelas Ida kepada media.
Baca Juga: Ini 4 Fakta Terkini Kasus Penutupan ‘Kampung Rusia’ di Bali, dari Kafe hingga Jadi Hotel Mewah
Ia menerangkan bahwa hujan di periode Januari-Februari disebabkan oleh angin Monsun Asia yang membawa udara lembap dari Benua Asia dan Samudera Pasifik ke Indonesia melalui angin baratan.