"Kritik saya, kalau gubernurnya jalan-jalan ke luar negeri, banyak menghabiskan waktu di Jakarta dimanapun, tidak mengurusi yang sakit, tidak mengurusi sungai yang kotor, tidak ngurus yang tawuran, tidak mengurus anak yang setiap hari minum-minuman keras, tidak mengurus anak yang tidurnya rata-rata jam 4 pagi karena setiap malam nonton game online, kritik pada saya gubernur 'eweh gawe' (gubernur tidak bekerja),",tegasnya.
"Duitnya dihambur-hamburkan, anggarannya habis untuk baju dinasnya sendiri, perjalanan dinasnya nginep dari hotel ke hotel. Ketika gubernurnya jalan-jalan ke luar negeri terus duitnya dihabisin tidak jelas kenapa tidak pernah dikritik, bukan dibalik? 'Aing nu keur gawe dikritik' (saya yang sedang bekerja dikritik),"imbuhnya.
Baca Juga: Pastikan SPMB Transparan, Pemkot Bandung Gandeng DPRD, dan APH Lakukan pengawasan
"Kenapa saya keras menghadapi ini, karena tidak objektif. Anggaran saya sudah diturunkan, apapun saya iritkan. Mobil saya cukup 3 bensin kadang saya bayar sendiri, kenapa? Saya ingin berbuat yang terbaik bagi rakyat Jawa Barat bukan sekedar politik, ini cita-cita saya, sebagai keturunan pajajaran 'Aing hayang ninggali Sunda nanjeur di tanah sorangan' (saya ingin melihat Sunda berjaya di tanah sendiri),"tandasnya. ***