nasional

Ibu Mendiang Istrinya Meninggal, SBY Ungkap Seperti Apa Sosok Ibu Mertuanya

Rabu, 22 September 2021 | 10:32 WIB
SBY dan AHY tengah menaburkan bunga usai prosesi pemakaman Hj Sunarti Sri Hadiyah binti Danu Sunarto (Ibu Ageng) di pemakaman keluarga Purworejo. (kiri) Ibu Ani dan Ibu Ageng (kanan) (kolase google)

FOKUSSATU.ID - Hj Sunarti Sri Hadiyah binti Danu Sunarto (Ibu Ageng) dimakamkan di Taman Makam Keluarga di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, keluarga besar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hadir dalam proses pemakaman.

SBY dalam sambutannya mewakili Keluarga Besar Almarhum Jenderal Sarwo Edhie Wibowo menceritakan bahwa Ibu Ageng adalah pejuang, bahkan sudah ikut mempertahankan kedaulatan negara saat masih remaja.

"Almarhumah Ibu Ageng memiliki darah pejuang. Sebagai istri prajuit, Ibu Ageng, setia mendampingi suami dalam perang gerilya dan perang kemerdekaan. Tentu tidak sebagai kombatan, tetapi melakukan sesuatu, untuk melindungi suami dari pengejaran dan pencarian tentara kolonial,” ungkapnya.

Sebelum berjuang mendampingi suami saat perang gerilya, cerita SBY, sekitar tahun 1960-an. Almarhumah Ibu Ageng pernah mengenyam pendidikan, pelatihan, dan penggemblengan sebagai sukarelawati untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," terangnya.

Baca Juga: Rabu 22 September 2021, Info Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat, Berpotensi Hujan Ringan

Berbagai tantangan dihadapi istri dari seorang prajurit juga dialami Almarhumah Ibu Ageng. Kondisi ekonomi yang terbatas. Tetapi almarhumah, tidak menyerah dengan keadaan, sambil tetap mengasuh dan membesarkan tujuh putra-putrinya.

"Ibu Ageng telah menjadi contoh, menjadi role model bagimana seorang istri prajurit memiliki ketangguhan, ketegaran dan semua sifat-sifat yang mulia," terangnya.

Menurut SBY, nilai kehidupan yang diwariskan oleh Almarhum Jenderal Sarwo Edhie Wibowo dan Ibu Ageng telah memberi manfaat yang sangat tinggi bagi keluarga, mengingat banyak putra-putri mereka yang kemudian juga menjadi prajurit, memulai karier dari dunia keprajuritan, atau menjadi istri-istri prajurit.

“Oleh karena itu, contoh nyata bagaimana ketangguhan ketabahan Ibu Ageng menghadapi berbagai persoalan sebagai istri prajurit, keluarga prajurit, itu sangat-sangat berguna bagi keluarga besar yang memilih profesi di dunia keprajuritan,” terang.

Baca Juga: Berpisah dengan Everton, James Rodriguez Terbang ke Qatar

Untuk itu,, SBY mengantarkan doa untuk Almarhumah Ibu Ageng. “Hiduplah dengan tenang dan damai di sisi Allah, dan semoga Allah mempertemukan Ibu Ageng dengan kedua orang tua, dengan suami tercinta, belahan jiwa Ibu Ageng, dengan putri Ibu Ageng, Almarhumah Hj. Kristiani Herrawati, belahan jiwa saya, dan dengan putra Ibu Ageng, H Pramono Edhie Wibowo, yang keduanya telah berpulang ke rahmatullah pada tahun 2019 dan tahun 2020,” tutup SBY.

Sementara itu Putra SBY, AHY yang juga menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, mengatakan, sebagai seorang cucu, ia memiliki banyak kenangan dengan Almarhumah. Di usia Almarhumah yang panjang, 91 tahun, AHY merasa bersyukur bisa memiliki banyak waktu bersama dengan sang nenek.

“Saya dan keluarga juga pernah tinggal bersama di Cijantung waktu itu, jadi tahu persis bahwa Ibu Ageng adalah sosok penyayang, benar-benar mendorong keluarganya, anak-anak, dan cucu-cucunya untuk maju, sukses dalam pendidikan, sukses dalam karier, selalu mendoakan, selalu puasa untuk keberhasilan kita, dan seterusnya,” kenangnya.

Ibu mertua Presiden keenam RI SBY, Sunarti Sri Hadiyah Sarwo Edhie Wibowo meninggal dunia pada Senin (20/9/2021) sore di Jakarta.

Halaman:

Tags

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB