nasional

Perajin Batik Mulai Lirik AI untuk Membuat Desain Kekinian

Senin, 9 Juni 2025 | 13:28 WIB
Perajin batik di Jawa Barat mulai memanfaatkan AI untuk desain batik.

FOKUSSATU.ID  - Sebuah inisiatif visioner dalam dunia batik telah resmi diluncurkan: Kampung Batik AI Cirebon dan Bandung.

Diselenggarakan oleh Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) bekerja sama dengan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), Yayasan Batik Indonesia (YBI) serta didukung penuh oleh komunitas Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC), kegiatan sosialisasi dan peluncuran perdana Kampung Batik AI berlangsung meriah dan penuh semangat di Cafe Pecah Kopi Panembahan, Cirebon.

Ketua Umum APPBI Komarudin Kudiya mengatakan kegiatan ini merupakan respon strategis atas maraknya penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang berkembang pesat namun masih belum terkoordinasi secara baik dalam ranah industri kreatif, khususnya kerajinan batik.

Baca Juga: Ronaldo Ajari Mbappe dan Yamal untuk Hargai Senior

"Kampung Batik AI menjadi simbol perubahan dan transformasi kultural di tengah arus disrupsi teknologi yang tak terelakkan," ujarnya.

Komarudin menambahkan pembentukan Kampung Batik AI adalah bentuk konkret dari keinginan untuk mengawal teknologi agar berjalan beriringan dengan pelestarian budaya yang lebih terarah dan menjawab tantangan disrupsi teknologi digital.

“Kita tidak bisa menolak teknologi, tetapi kita harus memastikan bahwa teknologi memperkuat budaya, bukan menggantikannya. Kampung Batik AI adalah upaya terstruktur untuk menjadikan AI sebagai partner dalam melahirkan inovasi desain batik yang tetap berpijak pada nilai-nilai tradisional," ujarnya.

Dalam sesi pelatihan yang diberikan, peserta diajarkan mulai dari pengenalan dasar tentang AI generatif, manfaat praktis bagi industri batik, kebutuhan perangkat teknologi seperti komputer dan notepad, hingga simulasi pembuatan desain motif batik secara digital.

Baca Juga: Disdik Kabupaten Bandung Dukung Program Jam Malam Bagi Pelajar

Para peserta tampak sangat antusias karena mereka dapat menyaksikan sendiri bagaimana AI mampu menghasilkan variasi motif dengan cepat, iteratif, dan tetap bisa diarahkan oleh preferensi kreatif perajin batik tradisional yang sebagian besar mereka sudah cakap memproduksi batik-batik tulis.

Namun demikian, esensi batik sebagai kriya berbasis kearifan lokal tetap dijaga secara ketat. Desain yang dihasilkan AI tidak langsung menjadi produk jadi. Sebaliknya, desain tersebut harus diterjemahkan kembali dalam proses batik tulis dan cap secara manual, menggunakan malam (lilin panas) sebagai perintang warna. Proses inilah yang memastikan bahwa batik tetap mempertahankan karakter otentiknya.

“AI hanya alat bantu, bukan pengganti. Justru kita ingin AI ini memberdayakan perajin, membuka ruang eksplorasi yang lebih luas, tanpa kehilangan akar tradisi kita,” ujar Komarudin.

Salah satu peserta, seorang perajin muda dari Kecamatan Plered Lilis Katura Barik mengatakan baru pertama kali mengenal AI, dan ternyata ini sangat membantu untuk mencari ide motif batik baru.

Baca Juga: Gubernur Jabar Imbau Sekolah Masuk Pukul 06.30, Bupati Bandung Tunggu Arahan dari Kementerian Pendidikan

Halaman:

Tags

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB