Desa Jamblang, Jadi Kawasan Wisata Kota Tua di Kabupaten Cirebon

photo author
- Rabu, 1 September 2021 | 02:35 WIB
Bangunan arsitektur China di Desa Jamblang yang berada di jalan Nasional menuju KOta Cirebon. (Foto: Istimewa - Uwo)
Bangunan arsitektur China di Desa Jamblang yang berada di jalan Nasional menuju KOta Cirebon. (Foto: Istimewa - Uwo)

Fokussatu.id - Geliat pengembangan pariwisata di Kawasan Kota Tua Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, belum tampak setelah lebih dari satu tahun ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai obyek wisata baru.

Di Kawasan Kota Tua Jamblang, terdapat puluhan bangunan tua bergaya Tionghoa, kondisinya tampak tidak terurus. Di tengah kawasan pun, berdiri sebuah Vihara Jamblang, bangunan peribadatan itu salah satu yang tertua di Cirebon.

Sebagian rumah yang ada di kawasan tersebut pun masih tinggali oleh penghuni. Hal itu terlihat saat penghuni keluar masuk untuk beraktivitas di luar rumah.

Sebagian besar bangunan yang berada di wisata tersebut dalam kondisi tidak terawat oleh pemiliknya, mulai dari kayu pintu serta jendela lapuk, bagian tembok mengelupas, hingga bagian atap menjadi sarang bagi binatang seperti laba-laba hingga burung.

“Setelah dijadikan kawasan wisata belum ada perubahan. Warga luar yang datang pun hanya ke vihara, itu juga hanya yang mau beribadah saja,” kata Lina (45), warga sekitar.

Jamblang adalah nama buah yang dalam bahasa Cirebon duwet. Nama Jamblang kemudian dipakai untuk nama sebuah daerah, ditempat itu terdapat sebuah pasar bernama Jamblang.

Nama Jamblang semula dipinggir sungai dan ditempat itu terdapat pohon jamblang yang sangat besar. Nama tempat dengan nama jamblang mula-mula diucapkan oleh seorang pedagang dari negeri cina.

Pada waktu itu lalu lintas manusia masih banyak menggunakan jalan sungai dengan naik perahu, kendaraan darat belum banyak dibuat orang, pedati dan dokar masih jarang. Para pedagang kebanyakan dari Cina, berlabuh dipelabuhan Celancang meneruskan membawa barangnya dengan perahu sampai ke pedalaman.

Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag., mengatakan, tidak ada pengembangan di kawasan wisata tersebut lantaran adanya refocusing anggaran untuk, penanganan pandemi Covid-19.

Setelah ada anggaran untuk pengembangan Kawasan Wisata Kota Tua Jamblang, kata Imron, pemerintah bakal membangun infrastruktur penunjang supaya memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

“Ini merupakan daya tarik. Dalam waktu dekat akan mengumpulkan asosiasi pariwisata untuk mengetahui apa yang bisa dikembangkan di sini,” katanya.

Budayawan Cirebon, Mustakim Asteja, menyebutkan, Kawasan Pecinan Jamblang sangat cocok untuk dimasukkan sebagai bangunan cagar budaya, karena sebagian besar bangunan lebih dari 50 tahun dan menunjang untuk dijadikan sebagai cagar budaya.

Mustakim menambahkan, pada zaman dahulu, kawasan tersebut merupakan tempat bisnis yang baik karena terdapat Stasiun Jamblang. Lalu di dekat permukiman, terdapat sungai untuk keperluan pengairan pabrik gula, hingga pegadaian besar.

“Dahulu tempat ini disebut sebagai kawasan metropolitannya Cirebon,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kusnad Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rasakan Manfaat Infused Water Serai untuk Kebugaran Anda

Senin, 22 September 2025 | 12:37 WIB

Berikut 7 Zodiak yang Sulit Dilupakan Mantan

Senin, 22 September 2025 | 11:47 WIB

Kepergian Mpok Alpa, Komedian Tersembunyi Penyakitnya

Jumat, 15 Agustus 2025 | 11:11 WIB

Kabar Duka, Mpok Alpa Meninggal Dunia

Jumat, 15 Agustus 2025 | 10:31 WIB
X