Bukan Pandemi, Dunia Kembali Dalam Ancaman

photo author
- Senin, 16 Agustus 2021 | 10:49 WIB
Iklim dunia terus berubah (istimewa)
Iklim dunia terus berubah (istimewa)

JAKARTA. Belum usai pandemi Covid-19, dunia kembali terancam. Kali ini, perubahan iklim (climate change) menjadi ancaman serius bagi penduduk bumi. 

Sejumlah ilmuwan mulai mengeluarkan warning akan bahaya yang mengancam ini. Termasuk China yang selama ini jadi penghasil emisi karbon terbesar di dunia juga sudah mulai mengurangi penggunaan emisi karbon. 


Hal ini dilakukan sebagai upaya konkret dari negara ini dalam menekan masalah perubahan iklim. Rencananya, sebelum pelaksanaan United Nations (UN) Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia pada November 2021 mendatang, China akan merilis rencana terbaru dalam pengurangan emisi karbon. 


"Dalam waktu dekat makalah kebijakan yang relevan akan ada di luar sana, akan ada rencana implementasi terperinci," kata Xie Zhenhua dalam webinar online yang diselenggarakan oleh Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, dikutip AFP pada Sabtu (7/8/2021) lalu.


"Kemudian kita akan berbicara tentang dukungan itu untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB di Glasgow," tambahnya.


Perlu diketahui, pertemuan COP26 merupakan langkah penting untuk membuat negara-negara di dunia menyetujui jenis pengurangan emisi karbon guna mencegah bencana perubahan iklim.
Di bawah Perjanjian Paris, negara-negara dimaksudkan untuk menyerahkan target iklim 2030 yang diperbarui sebelum COP26. Tetapi hampir setengahnya belum melakukannya, termasuk penghasil emisi global utama seperti China dan India.


PBB mendorong koalisi global yang berkomitmen untuk nol emisi karbon bersih pada tahun 2050 yang akan mencakup semua negara. China telah mengatakan akan bertujuan untuk netralitas karbon pada tahun 2060.


Perjanjian Paris 2015 mengadopsi janji kolektif untuk membatasi kenaikan suhu permukaan planet pada "jauh di bawah" dua derajat celcius dan batas aspirasi pada 1,5 derajat.


Sebelumnya China enggan berkomitmen Perjanjian Paris. Negeri Tirai Bambu berpendapat negara-negara industri, terutama di Barat, bisa menjadi kaya sebelum kontrol pengurangan karbon disahkan.


Ancaman perubahan iklim memang kian nyata. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sempat mewanti-wanti ini, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga sudah mengingatkan soal potensi Jakarta tenggelam dalam 10 tahun lagi akibat kenaikan permukaan air laut. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asep Fokussatu

Sumber: istimewa

Tags

Rekomendasi

Terkini

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Lebih 2000 Orang

Senin, 6 Februari 2023 | 22:55 WIB
X