Ini yang Dilakukan Taliban Agar Penerbangan Internasional Mau Singgah ke Negaranya

photo author
- Minggu, 26 September 2021 | 23:49 WIB
 Ilustrasi sebuah pesawat lepas landas dari bandara militer di Kabul pada 27 Agustus 2021 lalu (google)
Ilustrasi sebuah pesawat lepas landas dari bandara militer di Kabul pada 27 Agustus 2021 lalu (google)

FOKUSSATU.ID - Pemerintah Taliban di Afghanistan pada Minggu (26/9/2021), meminta penerbangan internasional dilanjutkan, menjanjikan kerja sama penuh dengan maskapai penerbangan dan mengatakan bahwa masalah di bandara Kabul telah diselesaikan.

Pernyataan dari kementerian luar negeri muncul ketika pemerintahan baru telah meningkatkan upaya untuk membuka negara dan mendapatkan penerimaan internasional setelah runtuhnya pemerintah yang didukung Barat bulan lalu.

Sejumlah penerbangan bantuan dan penumpang telah beroperasi dari bandara. Tetapi layanan komersial normal belum dilanjutkan sejak ditutup setelah evakuasi kacau puluhan ribu orang asing dan warga Afghanistan yang rentan setelah perebutan ibu kota oleh Taliban.

Bandara, yang rusak selama evakuasi, telah dibuka kembali dengan bantuan tim teknis dari Qatar dan Turki.

Baca Juga: Video Manusia Silver Digaruk Satpol PP Viral, Begini Nasib yang Menggaruk dan Tergaruk

Sementara beberapa maskapai penerbangan termasuk Pakistan International Airlines telah menawarkan layanan terbatas dan beberapa orang bisa mendapatkan tempat di penerbangan, harga dilaporkan berkali-kali lebih tinggi dari biasanya.

Juru bicara kementerian luar negeri Abdul Qahar Balkhi mengatakan penangguhan penerbangan internasional telah membuat banyak warga Afghanistan terdampar di luar negeri dan juga mencegah orang bepergian untuk bekerja atau belajar.

“Karena masalah di Bandara Internasional Kabul telah diselesaikan dan bandara beroperasi penuh untuk penerbangan domestik dan internasional, IEA meyakinkan semua maskapai penerbangan tentang kerja sama penuhnya,” katanya, menggunakan singkatan Imarah Islam Afghanistan, istilah Taliban untuk pemerintahan baru mereka.

Baca Juga: Serasa di Jepang , Menhub Tinjau Stasiun Manggarai

Sejak mengambil alih kekuasaan, Taliban telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah dan telah menghadapi tekanan pada berbagai masalah mulai dari pendidikan anak perempuan hingga tuduhan pembalasan terhadap mantan pejabat dan lainnya yang terkait dengan pemerintah sebelumnya. (Gus)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Lebih 2000 Orang

Senin, 6 Februari 2023 | 22:55 WIB
X