FOKUSSATU.ID-Kepergian pasukan Amerika dari Afghanistan menyisakan sejumlah kisah. Tak hanya bagi warga asing dan warga lokal. Bahkan hewan hewan peliharaan mereka juga terkena imbasnya,
Misalnya ratusan anjing dan kucing milik Paul Pen Farthing, mantan marinir Inggris yang mendirikan rumah penampungan hewan terlantar di Kabul juga mengalami kendala.
Dilansir dari inews.co.uk, Paul bermaksud mengevakuasi 200 ekor anjing dan kucing itu ke Inggris bersama seluruh stafnya yang berjumlah 24 orang menggunakan jet pribadi. Tapi, tentara Taliban yang berjaga di perbatasan hanya mengizinkan Pen membawa ratusan hewannya . Sehingga 24 orang staf lokal Pen terpaksa harus ditinggal.
Padahal mereka sudah memiliki visa untuk keluar dari Afghanistan. Pen yang sebelumnya bersikeras tidak akan pergi tanpa stafnya tidak mampu berbuat apa-apa.
"Sungguh menyedihkan saya harus meninggalkan mereka," katanya kepada The Sun.
"Beberapa dari mereka ikut dengan saya ke bandara tetapi mereka tidak diizinkan melewati batas dari wilayah Taliban ke wilayah kendali Inggris. Ada banyak air mata ketika kami mengucapkan selamat tinggal. Saya merasakan banyak hal. Saya merasa sangat sedih untuk mereka , saya merasa lega dan bahagia untuk hewan-hewan saya," ujar dia.
Paul Pen Farthing akhirnya terbang ke Inggris bersama anjing dan kucingnya. Tak tangung tanggung dia menyewa pesawat pribadi.
Evakuasi anjing dan kucing yang oleh Paul diberi nama "Operation Ark" atau Operasi Bahtera ini menjadi perbincangan di medsosl dan banyak mendapat dukungan. Tetapi sejumlan pejabat menuduh mantan marinir Inggris itu menempatkan kehidupan hewan di atas manusia, di tengah krisis kemanusiaan yang berlangsug di Afghanistan. (gus)